kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

MDI Ventures: Sektor Fintech Hingga AI Masih Menarik Untuk Diberikan Pembiayaan


Jumat, 08 November 2024 / 06:08 WIB
MDI Ventures: Sektor Fintech Hingga AI Masih Menarik Untuk Diberikan Pembiayaan
ILUSTRASI. MDI Ventures menyebut sejumlah sektor dalam industri startup masih memiliki potensi besar untuk diberikan pembiayaan.


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan modal ventura (VC) milik Telkom Indonesia, MDI Ventures menyebut sejumlah sektor dalam industri startup masih memiliki potensi besar untuk diberikan pembiayaan, meski harus dilakukan secara hati-hati akibat ekonomi global yang belum stabil. 

Vice President of Corporate Office MDI Ventures Dhendy Hamdani mengatakan bahwa tren investasi industri tech startup di Indonesia secara keseluruhan masih menunjukkan resiliensi pertumbuhan, terutama yang berada di tahap growth stage.

Dhendy menilai, dari segi sektor, beberapa emerging sektor seperti fintech, artificial intelligence (AI), cybersecurity, dan climate & sustainability, masih sangat potensial untuk tumbuh ke depan. Prospek pertumbuhan ini seiring dengan meningkatnya minat dan kebutuhan terhadap akses keungan, data driven dan automation solution, keamanan siber, hingga kesadaran akan perubahan iklim serta isu-isu lingkungan.

Sedangkan untuk sektor startup yang sedang dihindari oleh MDI Venture, Dhendy bilang mereka yang tidak mempertimbangkan hal-hal keberlanjutan, profit and growth, dan manajemen keuangan.

“Karena mereka kurang berpotensi untuk jangka panjang dan adanya tantangan dalam menjaga model bisnis yang stabil di tengah perubahan pasar,” kata dia kepada Kontan.co.id, Kamis (7/11). 

Baca Juga: BNI Ventures Perkenalkan 10 Startup Axel Arc di Ajang Tech in Asia Conference 2024

Lebih lanjut, Dhendy mengatakan dari perspektif MDI Ventures, outlook perusahaan di tahun 2024 lebih terfokus dan beradaptasi terhadap market dan tren terkini. Ini menjadi arah dalam berinvestasi di sektor-sektor strategis yang penuh dengan prinsip kehati-hatian.

“Perlu diketahui, kami tetap berfokus pada pendanaan di tahun 2024, namun dengan melalui proses due diligence yang kompleks dan ketat dalam menentukan investasi kepada tech startup,” ungkapnya.

Dhendy mengatakan bahwa MDI Ventures akan terus melanjutkan fokusnya dalam memperkuat kolaborasi antara portofolio startup perusahaan dan mitra strategis diantaranya yakni, Telkom, BUMN, dan perusahaan lainnya. 

Baca Juga: Modal Ventura Terpapar Efek Ekonomi Dunia

“Karena, kami tidak hanya fokus pada inovasi teknologi, tetapi juga pada membangun sinergi bisnis yang berkelanjutan,” kata dia. 

Lebih jauh lagi, Dhendy menjelaskan terkait pembiayaan industri modal ventura yang terus turun. Ia mengatakan bahwa hal ini lantaran investor cenderung lebih selektif dan berhati-hati dalam mengalirkan dana mereka di tengah situasi pasar global yang belum stabil. Ditambah dengan pelemahan rupiah beberapa waktu lalu. 

“Sehingga membuat investor internasional semakin mempertimbangkan risiko ketika berinvestasi di Indonesia, dan mendorong investor untuk menahan dana mereka karena menunggu momen yang lebih tepat yakni, saat kondisi ekonomi stabil untuk kembali menyalurkan investasi secara lebih agresif,” ungkapnya.

Baca Juga: Pembiayaan Industri Modal Ventura Lesu, Ini Strategi MDI Ventures

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penurunan pembiayaan modal ventura di September 2024. Angka tersebut turun 8,10% secara year on year (YoY) menjadi sebesar Rp 16,25 triliun. 

Namun nilai tersebut terbilang makin membaik, lantaran pembiayaan pada Agustus 2024 terkontraksi sebesar 9,03% YoY menjadi Rp 16,19 triliun.

Adapun penurunan pembiayaan tersebut melanjutkan tren yang terjadi pada Juli 2024, di mana terjadi kontraksi sebesar 10,67% menjadi Rp 16,18 triliun. Sementara di bulan Juni penurunannya sekitar 10,97% dengan pembiayaan sebesar Rp 16,22 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×