kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Mei 2021, gearing ratio multifinance turun


Jumat, 09 Juli 2021 / 14:38 WIB
Mei 2021, gearing ratio multifinance turun
ILUSTRASI. Ilustrasi multifinance. KONTAN/BAihaki


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi telah menekan bisnis multifinance sehingga likuiditas keuangan menjadi terbatas. Akibatnya, gearing ratio (GR) industri multifinance juga ikut turun.

Bahkan, industri multifinance mencatatkan gearing ratio terendah dalam dua tahun terakhir. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), per Mei 2021, gearing ratio industri menyentuh angka 2,01 kali, turun tipis dari periode Mei 2020 yakni 2,61 kali. 

Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyebut, industri seharusnya bisa mencapai gearing ratio yang lebih besar yakni 10 kali. Namun, perbankan cukup hati-hati memberikan pinjaman ke multifinance dalam dua tahun terakhir.

"Perusahaan multifinance juga disibukkan dengan proses restrukturisasi dan rescheduling (pembayaran kredit). Hal ini menyebabkan gearing ratio industri sangat rendah," kata Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno, Selasa (6/7). 

Baca Juga: Multifinance Antisipasi Efek PPKM Darurat

Untuk saat ini, multifinance lebih fokus melakukan penagihan untuk bisa mengembalikan utang ke bank. Mengingat, 70% pendanaan industri multifinance dari perbankan. Sisanya dari obligasi dan MTN. 

"Perusahaan pembiayaan secara regulasi tidak bisa mencari dana langsung dari masyarakat. Tapi semua dana itu dari perbankan," jelas Suwandi. 

Gearing ratio ini mengukur seberapa besar multifinance bergantung pada utang melalui perbandingan dengan modal sendiri. POJK Nomor 35 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Perusahaan Pembiayaan mengatur batasan gearing ratio paling rendah nol dan paling tinggi 10 kali. 

Sebagai ilustrasi, perusahaan bermodal Rp 100 miliar dapat memperoleh pinjaman atau utang sebagai sumber pendanaan untuk menyalurkan pembiayaan maksimal sebesar 10 kali dari modal yaitu Rp 1 triliun.

Tak berbeda jauh, BCA Finance juga mengalami penurunan gearing ratio. Hingga Juni 2021, perusahaan mencatatkan gearing ratio 0,10 kali. Nilai itu turun dari realisasi Desember 2020 yakni sebesar 0,15 kali. 

"Gearing ratio kami kecil sekali. Saat ini, pendanaan hanya tersisa sedikit dari obligasi dan tidak ada pinjaman dari bank," kata Presiden Direktur BCA Finance Roni Haslim. 

Roni mengungkapkan, perusahaan belum berniat menambah pendanaan walaupun bank menawarkan pinjaman. Perusahaan saat ini fokus pada penagihan kredit ke debitur. Hingga saat ini, BCA Finance masih mengantongi dana internal untuk meningkatkan pembiayaan baru. 

"Upaya untuk mendorong pembiayaan kami lakukan melalui penawaran paket yang menarik, promosi, dan pengadaan acara - acara virtual," tutupnya. 

Selanjutnya: Inilah rekomendasi saham pilihan yang bakal bagi dividen pada Juli 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×