Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dalam paparannya menyatakan pada tahun 2019 lalu kredit konsumer naik 7,7% yoy menjadi Rp 85,87 triliun. Bila dirinci, mayoritas kredit konsumer BNI disumbang dari KPR atau sekitar 51,4%. Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo menyatakan pada tahun 2019 lalu bisnis KPR tumbuh 8,3% yoy dari Rp 40,75 triliun menjadi Rp 44,12 triliun.
Adapun, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit kepegawaian yang naik Rp 2,77 triliun menjadi Rp 26,52 triliun akhir tahun lalu alias meningkat 11,7% yoy.
Anggoro menjelaskan, pihaknya akan tetap melakukan strategi kerjasama dengan pihak pengembang untuk mendorong pertumbuhan KPR tahun ini. "Tahun 2020 ini KPR bisa tumbuh double digit, karena permintaan sudah lebih membaik," terangnya.
Baca Juga: LPS: Simpanan di bawah Rp 500 juta melambat akibat pendapatan masyarakat menurun
Sama seperti BNI, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga menyebut kalau bisnis konsumer masih tumbuh satu digit alias 7,64% per posisi November 2019. Kenaikannya menurut Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha memang lebih rendah dibandingkan kredit UMKM yang tumbuh 18,44% atau kredit komersial yang tumbuh 37,73% pada periode yang sama.
Meski begitu, Bank Jatim tetap optimis kredit konsumer masih bisa tumbuh di kisaran 9% di 2020. Guna mencapai target tersebut, perseroan bakal menggalakkan bisnis kredit multiguna melalui aplikasi digital. "Kredit multiguna sekitar 60% dari total kredit konsumer," tutur Ferdian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News