Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang tahun 2019 lalu pertumbuhan kredit perbankan terpantau mengalami perlambatan. Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun lalu kredit baru tumbuh di level 6,08% secara year on year (yoy). Realisasi tersebut jauh lebih lambat ketimbang pertumbuhan di tahun 2018 yang menembus 11,8% yoy.
Menurut OJK perlambatan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya melemahnya permintaan kredit terutama di sektor komoditas global. Namun di luar itu, bila dirinci berdasarkan segmen kreditnya, kredit konsumsi juga masih relatif pelan alias hanya tumbuh 5,73% yoy di akhir 2019 lalu.
Baca Juga: Kata Menkeu Sri Mulyani tentang wacana pembubaran OJK
Pertumbuhan tersebut menurut data Lending Standard Bank Indonesia (BI) yang dihimpun OJK disebabkan turunnya permintaan kredit pemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) di kuartal IV 2019 yang turun 5,8. Memburuk dibandingkan kuartal sebelumnya yang minus 2,9.
Kendati demikian, sejumlah bank yang dihubungi Kontan.co.id mengaku tetap mencatat pertumbuhan positif untuk kredit konsumsi. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) misalnya yang menyebut kredit konsumer masih tumbuh dua digit. Direktur Konsumer BRI Handayani menuturkan, peningkatan tersebut justru banyak disumbang dari KPR yang tumbuh 19,2% yoy per Desember 2019 lalu.
Selain itu, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) juga meningkat 12,7% yoy. "Kartu kredit juga tumbuh membaik 20,5% yoy tahun lalu," ujar Handayani, Rabu (22/1).
Namun, untuk kredit kepegawaian alias payroll loan memang tumbuh tipis 3,6% yoy. "Komposisinya (payroll loan) masih terbesar 72% (dari total kredit konsumer)," sambungnya. Memasuki tahun 2020, bank spesialis kredit UMKM ini tetap meyakini segmen konsumer masih bisa tumbuh hingga dua digit.
Baca Juga: LPS akan kaji perluasan cakupan penjaminan
Senada, Direktur Konsumer PT Bank CIMB Niaga Tbk Lani Darmawan menyebut tahun lalu kredit konsumsi masih tumbuh di atas industri. Menurutnya, pertumbuhan tersebut disumbang dari KPR yang naik 13% yoy. "Porsi terbesar masih dari KPR, karena ticket size yang cukup besar," terangnya.
Selain KPR, bisnis kartu kredit perseroan juga mengalami peningkatan sebesar 11% yoy di akhir tahun lalu, dari sisi portofolio. Adapun, dari sisi sales volume atau penjualan, KKB CIMB Niaga tumbuh positif menembus 50% yoy. "Tahun ini kami tetap menargetkan pertumbuhan dua digit untuk kredit konsumer," jelasnya.
Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dalam paparannya menyatakan pada tahun 2019 lalu kredit konsumer naik 7,7% yoy menjadi Rp 85,87 triliun. Bila dirinci, mayoritas kredit konsumer BNI disumbang dari KPR atau sekitar 51,4%. Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo menyatakan pada tahun 2019 lalu bisnis KPR tumbuh 8,3% yoy dari Rp 40,75 triliun menjadi Rp 44,12 triliun.
Adapun, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit kepegawaian yang naik Rp 2,77 triliun menjadi Rp 26,52 triliun akhir tahun lalu alias meningkat 11,7% yoy.
Anggoro menjelaskan, pihaknya akan tetap melakukan strategi kerjasama dengan pihak pengembang untuk mendorong pertumbuhan KPR tahun ini. "Tahun 2020 ini KPR bisa tumbuh double digit, karena permintaan sudah lebih membaik," terangnya.
Baca Juga: LPS: Simpanan di bawah Rp 500 juta melambat akibat pendapatan masyarakat menurun
Sama seperti BNI, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) juga menyebut kalau bisnis konsumer masih tumbuh satu digit alias 7,64% per posisi November 2019. Kenaikannya menurut Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha memang lebih rendah dibandingkan kredit UMKM yang tumbuh 18,44% atau kredit komersial yang tumbuh 37,73% pada periode yang sama.
Meski begitu, Bank Jatim tetap optimis kredit konsumer masih bisa tumbuh di kisaran 9% di 2020. Guna mencapai target tersebut, perseroan bakal menggalakkan bisnis kredit multiguna melalui aplikasi digital. "Kredit multiguna sekitar 60% dari total kredit konsumer," tutur Ferdian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News