kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat status utang perusahaan BUMN ke perbankan saat pandemi corona melanda


Minggu, 19 April 2020 / 19:14 WIB
Melihat status utang perusahaan BUMN ke perbankan saat pandemi corona melanda
ILUSTRASI. Membaca Arah Utang Indonesia ; ilustrasi utang luar negeri; hutang luar negeri


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Noverius Laoli

Menjawab hal tersebut, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rully Setiawan menegaskan sampai sejauh ini mayoritas debitur korporasi perseroan status kreditnya relatif lancar.

Tak terkecuali PT Timah Tbk. Menurutnya, sejauh ini debitur perseroan yakni TINS tidak memiliki tunggakan pembayaran. Pun, pembayaran kewajiban masih lancar sesuai tanggal jatuh tempo masing-masing kredit.

Melihat fakta ini menurut pengakuan Rully, perseroan belum punya rencana untuk merestrukturisasi kredit TINS. "Memang laporan 2019 ada penurunan kinerja, tetapi mereka sudah ada perbaikan di dalam model bisnisnya sehingga bisa menurunkan biaya produksi dan menaikkan profit margin di tahun 2020 ini," singkatnya kepada Kontan.co.id, Minggu (19/4).

Baca Juga: Di tengah pandemi, biaya dana perbankan malah diproyeksi menurun

TINS juga punya catatan utang ke bank swasta seperti PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Setidaknya, ada utang senilai Rp 1,5 triliun yang akan jatuh tempo pada 28 Juli 2020.

Sebelumnya, Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim mengaku sampai saat ini pihaknya masih mengkalkulasi kemampuan membayar masing-masing debiturnya.

"Perihal informasi tersebut, hingga jawaban ini disampaikan, perseroan belum bisa memberikan informasi detail," ujar Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim, Kamis (16/4).

Meski begitu, Bank BCA memberikan sinyal bahwa sejatinya kredit yang disalurkan oleh perusahaan terbilang prudent. Namun, Vera belum bisa merinci bagaimana status kredit TINS di tengah perlambatan ekonomi dan penurunan laba debiturnya tersebut.

"Pada dasarnya, dalam menjalankan bisnis operasional perbankan, BCA senantiasa berkomitmen untuk menyalurkan kredit secara prudent dan tetap mengkaji peluang serta mempertimbangkan prinsip kehati-hatian," imbuhnya.

Sebagai informasi saja, selain TINS ada pula beberapa perusahaan BUMN yang punya utang jatuh tempo tahun ini dengan nilai cukup besar. Seperti PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) yang punya utang jatuh tempo US$ 500 juta.

Baca Juga: Hasil survei perbankan BI : Permintaan kredit baru melorot di kuartal pertama

Khusus April ini, emiten berkode saham GIAA memiliki utang jatuh tempo dari dua bank senilai US$ 152,28 juta. Kedua bank tersebut yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Bank Permata Tbk.

Selain GIAA, ada juga PT Krakatau Steel Tbk yang baru saja merestrukturisasi utang senilai US$ 2 miliar. Nilai restrukturisasi itu sejatinya merupakan rekor yang tertinggi di Indonesia saat ini. Pun, ada 10 bank nasional yang terlibat dalam proses restrukturisasi atau upaya pemulihan kredit tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×