kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Membandingkan realisasi penyaluran KUR perbankan pada semester I 2021


Minggu, 01 Agustus 2021 / 17:36 WIB
Membandingkan realisasi penyaluran KUR perbankan pada semester I 2021
ILUSTRASI. Petugas teller melayani nasabah di kantor cabang Bank BRI Syariah Tangerang Selatan Banten, Kamis (7/1). Membandingkan realisasi penyaluran KUR perbankan pada semester I 2021


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Kredit perbankan saat ini secara keseluruhan masih mengalami kontraksi. Namun, kredit usaha rakyat (KUR) masih tumbuh signifikan dari periode kondisi normal.

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), mencatatkan hingga akhir Juni 2021 penyaluran KUR selaras sesuai target yang di-breakdown oleh pemerintah.

“Tercatat, hingga akhir Juni 2021 perseroan telah menyalurkan KUR senilai Rp 84,87 triliun kepada 3 juta usaha mikro kecil menengah (UMKM) di seluruh Indonesia,” ujar Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto kepada KONTAN, Jumat (29/7).

Aestika menjelaskan, pencapaian tersebut setara dengan 49,92% dari target KUR yang telah di-breakdown oleh pemerintah untuk BRI di tahun 2021, dengan nilai sebesar Rp 170 triliun.

Baca Juga: BNI catatkan penyaluran KUR meningkat dua kali lipat per Juni 2021

“Dari total penyaluran KUR tersebut, 31,26% di antaranya atau setara Rp 26,5 triliun disalurkan kepada KUR Pertanian,” tambah Aestika.

BRI memiliki strategi untuk terus mendorong pertumbuhan KUR, yaitu dengan business follow stimulus yang menurut Aestika terbukti memberikan dampak positif terhadap penyerapan KUR BRI.

“Dari hasil riset internal BRI, sebanyak 72% pelaku UMKM penerima Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) membutuhkan modal kerja tambahan untuk mempercepat pemulihan usahanya dan mengembangkannya. Hal ini merupakan salah satu sumber permintaan KUR BRI, sehingga penyalurannya on the track,” urai Aestika.

Menurut Aestika, faktor lain yang mendorong penyaluran KUR BRI adalah kesiapan sumber daya BRI. Saat ini BRI memiliki 28.959 tenaga pemasar mikro (mantri) untuk menyalurkan KUR. “Angka ini meningkat drastis dibandingkan dengan jumlah tahun lalu sebesar 13.327 orang,” tambahnya.

Selain itu, Aestika bilang BRI memiliki 8.620 outlet konvensional dari kantor cabang, kantor cabang pembantu, BRI Unit, dan Teras BRI yang melayani proses pengajuan KUR kepada masyarakat.

Baca Juga: Hingga Juni, BRI sudah salurkan KUR sebesar Rp 84,87 triliun

“Strategi lain yang disiapkan BRI dalam mendukung pemberdayaan UMKM melalui pembiayaan KUR adalah membentuk sebuah ekosistem yang terintegrasi melalui platform Link UMKM. Para pelaku UMKM binaan BRI baik dari klaster binaan, Rumah BUMN, BUMDes serta Agen BRILink tergabung dalam satu wadah yang terintegrasi sehingga memudahkan untuk dilakukan pendampingan dan pembinaan agar dapat naik kelas,” tutup Aestika.

Sementara itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan, penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) BNI , per Juni atau awal Juli 2021 masih terus meningkat, bahkan hingga dua kali lipat dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Hal ini tentu didukung oleh strategi dan inovasi yang BNI lakukan dalam akuisisi penyaluran KUR-nya. Mayoritas penyaluran KUR BNI tersebut masih di sektor perdagangan, namun ke depannya kami akan mendorong lebih banyak pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di sektor produksi yang dapat mengakses KUR dari BNI,” ujar General Manager Divisi Bisnis Usaha Kecil-2 BNI, Bambang Setyatmojo kepada KONTAN, Jumat (29/7).

Bambang menjelaskan, secara total sektor produksi mencapai 50,2% dari total penyaluran yang didominasi oleh sektor pertanian dan sektor jasa-jasa.

Tercatat, hingga Juni 2021 penyaluran KUR BNI telah menyentuh angka Rp15,02 triliun atau sebesar 47% dari plafon yang diberikan oleh pemerintah, dan disalurkan kepada lebih dari 149.000 UMKM yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca Juga: Menuju Portofolio 30% Kredit UMKM

“Untuk mendorong pertumbuhan penyaluran KUR, BNI menerapkan berbagai macam strategi mulai dari penyaluran berbasis klaster, pembentukan ekosistem UMKM unggulan, digitalisasi untuk mempercepat dan mengefisienkan proses kredit, serta kerjasama-kerjasama dengan mitra strategis seperti e-commerce dan fintech,” tutup Bambang.

PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara, atau BPD Sumut, mencatatkan penyaluran KUR Bank Sumut per Juni 2021 berada di angka Rp 362,1 miliar. “Dengan jumlah debitur sebanyak 4.097 debitur, dari target penyaluran KUR tahun 2021 sebesar Rp 1 triliun,” ujar Sekretaris Perusahaan Bank Sumut, Syahdan Siregar kepada KONTAN, Jumat (29/7).

Syahdan juga menjelaskan, sektor terbesar untuk pembiayaan KUR di Bank Sumut saat ini adalah dari sektor perdagangan sebesar Rp 214,9 miliar. “Upaya Bank Sumut untuk mendorong pertumbuhan KUR diantaranya menyasar debitur-debitur yang potensial di berbagai daerah dan debitur debitur existing,” tutup Syahdan.

Baca Juga: Bank Mandiri catat pertumbuhan kredit sebesar 16,4% pada semester I, ini pendorongnya

Selain itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memfokuskan penyaluran KUR pada sektor produksi. Realisasi KUR Bank Mandiri sampai dengan akhir Juni 2021 adalah sebesar Rp 19,68 triliun yang disalurkan kepada 200.399 debitur.

Mayoritas dari KUR Bank Mandiri telah disalurkan antara lain ke KUR kecil sebesar Rp 16,01 triliun serta KUR Mikro senilai Rp 3,63 triliun. Dari nilai penyaluran itu, sebanyak 58,03% atau setara dengan Rp 11,42 triliun telah disalurkan ke sektor produksi yang meliputi sub-sektor pertanian, perikanan, industri pengolahan, jasa produksi dan turunannya.

SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri Josephus Koernianto Triprakoso menjelaskan, di sisa akhir tahun 2021 Bank Mandiri akan lebih banyak memfokuskan penyaluran KUR pada sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan.

"Menurut pemantauan kami, sektor-sektor tersebut masih memiliki potensi penyaluran KUR yang relatif besar karena menunjang ketahanan pangan dalam negeri. Selain itu, prospek sektor-sektor tersebut masih baik dikarenakan tidak terdampak pandemi Covid-19 secara signifikan," ujar Josephus dalam keterangannya, Jumat (23/7).

Baca Juga: Ditopang kredit korporasi, kredit Bank Mandiri naik 16,4% pada semester I

Untuk mempercepat penyaluran Kredit Mikro termasuk KUR, Bank Mandiri juga memanfaatkan aplikasi Mandiri Pintar. Melalui platform digital kredit mikro ini diharapkan mampu mempercepat proses kredit nasabah.

Selain itu, memperluas skema-skema produk pembiayaan di sektor produksi untuk komoditas tertentu terutama di sektor pertanian yang menyesuaikan dengan kebutuhan masa tanam di mana pokok dan bunga dapat dibayarkan pada saat panen.

"Kami optimis akan mampu mendorong penyaluran KUR lewat potensi yang ada, dan dapat mencapai target KUR yang diamanatkan oleh Pemerintah, bahkan baru saja permintaan penambahan kuota KUR kami disetujui oleh Pemerintah di 2021 yang sebelumnya sebesar Rp 31 triliun dan diberikan tambahan sebesar Rp4 triliun lagi, sehingga kuota KUR Bank Mandiri di 2021 menjadi Rp 35 triliun" pungkas Josephus.

Informasi tambahan, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian mencatat penyaluran KUR hingga 5 Juli 2021 telah mencapai Rp128,46 triliun. Jumlah itu setara dengan 50,77% dari target plafon KUR yang ditetapkan pemerintah tahun ini sebesar Rp253 triliun.

Selanjutnya: Laba Bank Mandiri (BMRI) naik 21,45% pada semester I, ini pendorongnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×