Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saat pandemi Covid-19, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi salah satu segmen yang mengalami perlambatan paling dalam.
Merujuk pada analisis uang beredar yang dirilis oleh Bank Indonesia (BI), per Juni 2020 realisasi kredit UMKM tercatat menurun 0,4% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.015,4 triliun. Posisi ini juga melambat kalau dibandingkan dengan periode sebulan sebelumnya yang sempat naik 1,4% yoy.
Kalau dirinci, sebenarnya hanya sektor usaha menengah saja yang mengalami penurunan sebesar 4,6% secara tahunan menjadi Rp 424,3 triliun di bulan Juni 2020. Namun, segmen menengah memang terbilang dominan bila dibandingkan dengan segmen mikro dan kecil.
Baca Juga: BUMN ikut bantu pendataan penerima bantuan kerja UMKM
Kendati demikian, sejatinya kedua segmen mikro dan kecil memang belum tumbuh tinggi alias hanya naik satu digit saja sejak beberapa bulan terakhir. Perlambatan kredit UMKM juga terjadi di seluruh jenis kredit baik modal kerja (KMK) maupun kredit investasi (KI) merujuk data BI.
Menjawab hal itu, pemerintah sebenarnya sejak awal Covid-19 menjadi pandemi atau pertengahan Maret 2020 memang memfokuskan perbaikan kredit dari sisi UMKM. Mulai dari restrukturisasi, hingga subsidi bunga.
Perbankan juga turut aktif mendorong segmen UMKM. Salah satunya Bank Central Asia (BCA)