kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meningkatkan kinerja, BNI London mengembangkan pendanaan non-konvensional


Minggu, 01 Desember 2019 / 22:49 WIB
Meningkatkan kinerja, BNI London mengembangkan pendanaan non-konvensional


Reporter: Ardian Taufik Gesuri | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - LONDON. Sudah cukup lama perekonomian dunia dilanda kelesuan. Sementara untuk membuka cabang bank di luar negeri terbilang sulit.

Untuk menyiasati kondisi tersebut, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) meminta cabang-cabangnya di luar negeri untuk mengembangkan pendanaan non-konvensional.

Termasuk yang mendapatkan penugasan itu adalah BNI cabang London. “Pendanaan konvensional kan terbatas oleh ketentuan LDR (loan to deposit ratio). Karena itu cabang di luar negeri membantu dengan pendanaan non-konvensional,” ujar Putrama Wahju Setyawan, Direktur Bisnis Korporasi BNI, dalam kunjungan kerjanya ke BNI Cabang London, Inggris, Jumat (29/11).

Baca Juga: Perbankan akan genjot dana murah pada tahun 2020

Memang selama ini ada keraguan dari BNI untuk mengembangkan pendanaan non-konvensional. Karena ada ketentuan dari regulator menyangkut PKLN (pinjaman komersial luar negeri) yang membatasi pendanaan tidak boleh melebihi 30% modal bank.

Tapi setelah Putrama berkonsultasi dengan OJK, ternyata ketentuan PKLN tidak berlaku untuk pendanaan back to back. Artinya, debitur itu juga menaruh dana di bank tersebut.

Tak heran, belakangan BNI menggencarkan program pendanaan non-konvensional ini. Contohnya pembiayaan kepada Grup Lion Air US$ 400 juta.

Baca Juga: Transaksi bisnis remitansi akhir tahun tumbuh lebih tinggi

Dari bisnis ini, BNI mendapatkan margin yang cukup tebal. “Kami mengenakan bunga 7%. Tapi nasabah pun jadi lebih bagus performa finansialnya,” ujar Putrama.

Cabang luar negeri nomor dua terbesar

BNi Cabang London sendiri merupakan satu di antara 6 cabang dan 1 subcabang luar negeri yang dimiliki BNI. Berkantor di kawasan finansial di King Street, London, saat ini secara aset menempati posisi nomor dua setelah cabang Singapura, dengan total aset US$ 1,3 miliar.

“Kami proyeksikan akhir tahun aset menjadi US$ 1,5 miliar,” kata Ujuan Marihot HP, GM BNI Cabang London.

Baca Juga: BNI raih penghargaan peserta sistem pembayarna terbaik dari Bank Indonesia

Kinerja BNi Cabang London terhitung baik. Secara bottom line, year to date hingga November 2019 pencapaian laba bersih mencapai US$ 13 juta atau meningkat 123% dibanding dengan target.

“Prognosis kami sampai akhir tahun dapat meraih laba bersih US$ 14 juta-US$ 15 juta,” ungkap Ujuan.

Hanya memang, bisnis terbesar BNI Cabang London masih mengandalkan kredit, yakni business banking loan yang sangat bergantung pada kondisi likuiditas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×