Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi masih membayangi kualitas kredit perbankan di tahun 2021. Agar kualitas kredit masih bisa terkontrol, bankir tetap melakukan pencadangan guna membendung potensi pemburukan kualitas kredit.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk secara konservatif membentuk pencadangan (CKPN) sebesar Rp 4,81 triliun pada Maret 2021. . Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini mengatakan nilai itu meningkat 127,7% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 2,11 triliun.
Novita menyatakan sesuai PSAK 71 perbankan menyesuaikan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN), lebih besar dibanding sebelumnya. Lantaran PSAK 71 mewajibkan perusahaan untuk menyediakan pencadangan secara forward looking.
Baca Juga: Bank Danamon proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 minus 1,63% yoy
“Dampak penerapan PSAK baru ini bisa saja berakibat pada penurunan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR). PSAK 71 mengharuskan perbankan untuk menghitung CKPN dengan menambahkan prediksi masa depan atau kerugian yang diperkirakan (expected loss),” paparnya kepada Kontan.co.id pada Senin (3/4).
Kendati demikian, BNI tetap mencatatkan kenaikan CAR menjadi ke posisi 18,1% pada kuartal pertama 2021. Nilai itu meningkat dibanding dengan tahun kuartal keempat 2020 pada posisi 16,8%.
“Hal itu berkat berbagai langkah yang kami lakukan sehingga dapat menahan kecenderungan penurunan CAR, salah satunya adalah dengan penerbitan Tier 2 Subordinated Notes sebesar US $ 500juta dengan bunga sebesar 3,75% per tahun untuk tenor 5 tahun,” kata Novita.
Ia melihat mulainya pemulihan perekonomian akan diikuti oleh perbaikan bisnis para debitur sehingga jumlah debitur yang membutuhkan restrukturisasi pun menurun dan dapat bergerak sendiri untuk berkembang. Maka kebutuhan BNI untuk memupuk CKPN akan dapat berkurang. Dengan demikian, penguatan CAR pun menjadi sangat memungkinkan, untuk mendukung pertumbuhan bisnis.
Baca Juga: Obligasi Bank OCBC NISP meraih peringkat idAAA
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mencatatkan biaya pencadangan pada tiga bulan pertama 2021 senilai Rp 5,4 triliun. Nilai itu meningkat 55,4% yoy dibandingkan posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 3,47 triliun. Namun menurun dibandingkan kuartal keempat 24,9% dari posisi Rp 7,19 triliun.