Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk tengah fokus menggenjot pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) untuk memperkuat likuditas perseroan.
Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi menyebut saat ini fokus utama perseroan adalah mendorong peningkatan dana murah atau current account and saving account (CASA).
Meski begitu, pada akhir Juni 2018 tercatat pertumbuhan DPK Bank Mandiri masih lebih lambat dari pertumbuhan kredit atau hanya naik 5,5% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 803 triliun.
Bila dirinci, komposisi dana murah perseroan tercatat naik sebesar 5,8% yoy menjadi Rp 518,81 triliun. Dari segi porsi dana juga tercatat naik meski tipis dari 64,4% menjadi 64,6% pada semester I 2018.
Bila dirinci berdasarkan segmennya, deposito valuta asing (valas) tumbuh paling tinggi sebesar 25,5% yoy dari Rp 25 triliun menjadi Rp 31,4 triliun di akhir Juni 2018. Tabungan valas juga meningkat sebesar 7,2% menjadi Rp 28,4 triliun.
Selain itu, tabungan rupiah masih mendominasi DPK perseroan sebesar Rp 303,7 triliun atau meningkat 9,3% secara tahunan.
Sementara itu deposito rupiah tumbuh paling tipis 2,9% menjadi Rp 252,8 triliun sementara giro rupiah naik lebih tinggi 4,5% yoy menjadi Rp 128,7 triliun dari posisi tahun sebelumnya Rp 123,2 triliun.
"Memang strategi likuiditas kami adalah peningkatan CASA dengan mendorong giro transaksional, itu meningkat dari cash management Mandiri," ujarnya di Jakarta, Kamis (19/7).
Lantaran DPK tumbuh lebih lambat dibandingkan kredit, loan to deposit ratio (LDR) Bank Mandiri mengetat, dari 89,4% pada Juni 2017 menjadi 94,57% pada Juni 2018.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News