kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45917,87   -1,64   -0.18%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Suku Bunga Tinggi, Penyaluran KPR Akan Tetap Lebih Tinggi di Tahun 2024


Minggu, 26 November 2023 / 19:54 WIB
Meski Suku Bunga Tinggi, Penyaluran KPR Akan Tetap Lebih Tinggi di Tahun 2024
ILUSTRASI. Era suku bunga tinggi tampaknya tidak akan berdampak signifikan terhadap pengajuan KPR.


Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Era suku bunga tinggi tampaknya tidak akan berdampak signifikan terhadap pengajuan kredit pemilikan rumah (KPR) di perbankan. Pasalnya kebutuhan rumah bagi masyarakat Indonesia masih tinggi.

Chief Economist Bank Tabungan Negara (BTN) Winang Budoyo mengatakan kebutuhan yang tinggi tersebut mendorong pertumbuhan penyaluran pinjaman perbankan ke segmen KPR tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan total kredit perbankan selama beberapa tahun terakhir.

Pasalnya, masih ada 12,7 juta keluarga yang belum punya rumah, hal ini disebabkan adanya kesenjangan antara permintaan dan juga ketersediaan rumah dari pengembangan yang ada.

Winang mengatakan, menurut data BTN House Price Indoex, rumah dengan tipe 70 tumbuh lebih tinggi penjualannya yakni sebesar 11,97% YoY per September 2023 secara nasional. Pertumbuhan tersebut bahkan lebih tinggi dari sebelum pandemi.  

Baca Juga: Bidik Calon Manten, BTN Targetkan KPR Rp 500 M dari BTN Jakarta Wedding Festival

Asal tahu saja, harga rumah ukuran besar atau tipe 70 dibanderol dengan harga berkisar Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar. Sementara pertumbuhan rumah ukuran kecil dengan tipe 36 dengan harga di bawah Rp 350 juta tercatat mengalami pertumbuhan 8,40% YoY per September 2023.

Winang menyebut berbagai insentif yang telah diberikan pemerintah baik Pajak ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga bantuan dana administrasi hingga Rp4 juta akan membantu masyarakat untuk memiliki rumah pertamanya, begitu juga dengan perbankan yang juga akan meningkatkan penyaluran kredit ke segmen KPR pada tahun 2024. 

"Kalau proyeksi BI dan OJK kredit tahun depan bisa tumbuh 10% sampai 12%, jadi perkiraannya KPR akan tumbuh di atas itu, atau minimal tumbuhnya sama dengan total kredit bank," kata Winang belum lama ini.

Baca Juga: 30% Pengajuan KPR di BTN Ditolak Imbas Terjerat Kredit Macet Fintech

Sekretaris Perusahaan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) Ramon Armando mengatakan, BTN mencatat portofolio KPR baik Subsidi maupun Non-Subsidi tumbuh double digit di atas 10% hingga Agustus 2023. 

"Hingga akhir tahun 2023, kami menargetkan penyaluran KPR kurang lebih 220.000 unit yang akan disalurkan kepada masyarakat, khususnya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) melalui penyaluran KPR Subsidi," kata dia kepada Kontan.co.id, Sabtu (25/11).

Ramon mengatakan, adapun kredit yang paling banyak disalurkan kepada nasabah BTN adalah KPR Subsidi.  "Pastinya paling banyak adalah KPR Subsidi yang harganya sudah ditentukan pemerintah," kata dia.

Melansir daftar harga rumah subisidi dalam Keputusan Menteri PUPR, kenaikan harga rumah subsidi mencapai sekitar 7% hingga 8 % dari harga semula. Batas harga jual rumah ini dikelompokkan berdasarkan daerah. Kenaikan harga ini pun bervariasi dari awalnya sekitar Rp 150,5 juta sampai Rp219 juta menjadi Rp 162 juta sampai Rp234 juta.

"Kami optimistis tren pertumbuhan KPR masih berlanjut pada 2024. Untuk target new booking masih kami kaji tapi pasti akan terus tumbuh dibandingkan tahun ini," kelas Ramon.

Baca Juga: Ini Proyeksi Kredit Perbankan Tahun 2024, Tumbuh Lebih Tinggi

Sementara itu PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga optimis akan penyaluran kredit ke segmen perumahan atau KPR akan tumbuh lebih tinggi di tahun 2024.

"Target tahun depan adalah menjaga momentum pertumbuhan yang sehat dengan growth dijaga di double digit di atas tahun ini," kata Josephus K. Triprakoso, SEVP Micro & Consumer Finance Bank Mandiri kepada Kontan.co.id, Jumat (25/11)

Adapun penyaluran Mandiri KPR hingga Oktober 23 hampir menyentuh nominal Rp 13 triliun.

"Dan ini akan terus tumbuh sampai dengan akhir tahun untuk mengejar target pertumbuhan double digit," kata Josephus kepada Kontan.co.id, Jumat (26/11).

Baca Juga: Strategi Bank Asing Bertahan di Segmen Bisnis Ritel Konsumen

Lebih lanjut Josephus merinci rata-rata ticket size Mandiri KPR berada di kisaran harga Rp 600 juta sampai Rp700 juta. Segmen ini dia sebut mendominasi pencairan pinjaman KPR sepanjang tahun 2023.

Jospehus juga mengaku optimistis bahwa kebijakan insentif yang diberikan pemerintah untuk segmen KPR akan berdampak terhadap meningkatnya minat masyarakat untuk memiliki rumah, sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis KPR perbankan. 

Sementara itu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) juga menargetkan pertumbuhan dua digit di segmen KPR pada tahun 2024 mendatang.

"Di BNI, penyaluran KPR BNI Griya tahun 2023 ditargetkan tumbuh di atas 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Di tahun depan, kami berharap tren kinerja penyaluran KPR yang positif ini dapat berlanjut pada tahun depan," kata Okki Rushartomo, Coporate Secretary BNI belum lama ini.

BNI per September 2023 mencatat penyaluran kredit segmen perumahan sebesar Rp 56,5 triliun atau tumbuh 6,2% YoY, dari Rp 51,9 triliun pada tahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×