kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,64   -18,87   -2.02%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski tertekan pandemi, OJK: Investor asing masih melirik multifinance lokal


Kamis, 10 September 2020 / 20:23 WIB
Meski tertekan pandemi, OJK: Investor asing masih melirik multifinance lokal
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski industri multifinance dihantam badai pandemi Covid-19. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai industri perusahaan pembiayaan masih dilirik oleh investor asing.

“Investor asing itu melihat market Indonesia berdimensi jangka menengah dan panjang. Kalau cuma melihat satu hingga dua tahun ke depan, tidak akan tinggi minat asing untuk berpartner dengan multifinance lokal secara strategi,” ujar Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W. Budiawan kepada Kontan.co.id, Kamis (10/9).

Ia menegaskan ada atau tidak pandemi Covid-19 di Indonesia, investor asing tetap tertarik masuk ke pasar Indonesia. Lantaran Indonesia memiliki populasi yang besar beserta consumption mapping review menjadi pertimbangan bagi investor asing.

Sayangnya, Bambang tidak merinci jumlah investor yang masih berminat ke multifinance lokal. Adapun multifinance yang diminati tergantung business appetite, corporation plan, dan core competence.

Baca Juga: PSBB Jakarta bisa berdampak signifikan pada bisnis perusahaan pembiayaan

“Saya tidak hafal jumlahnya. Tapi observasi saya menyimpulkan, bahwa iklim investasi di industri multifinance masih tinggi. Turn around economy growth menjadi positif akan terjadi tahun 2021,” kata Bambang.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno menyatakan pandemi Covid-19 telah berdampak kepada industri multifinance. Selain meningkatkan restrukturisasi juga membuat industri sulit melakukan penagihan.

Begitupun pembiayaan baru berkurang lantaran menurunnya daya beli masyarakat di perlambatan ekonomi. Selain itu rasio pembiayaan bermasalah tentunya akan menaik.

“Kami yakin dengan demografi masyarakat kita yang besar dan mobilitasnya yang tinggi, multifinance Indonesia masih akan tumbuh. Bahkan masih banyak asing juga masih ingin masuk dan bertanya ke APPI apakah ada anggota yang sedang mencari partner,” tutur Suwandi.

Selanjutnya: Penyaluran Menciut, Bank Menggenjot Kredit UMKM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×