kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Millenial Harapan Bagi Perbaikan Ketenagakerjaan


Senin, 15 November 2021 / 13:53 WIB
Millenial Harapan Bagi Perbaikan Ketenagakerjaan


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Indah Sulistyorini

KONTAN.CO.ID - Jakarta,12 November 2021.  Kaum milenial merupakan harapan besar bangsa ketika tiba saatnya untuk menjadi leader di masa yang akan datang. Sebagai generasi pengganti, eksistensi milenial sangat diharapkan untuk memperbaiki kondisi ketenagakerjaan di Indonesia nantinya. Melihat hal tersebut Dewan Pengawas (Dewas) BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan Webinar bertajuk “How Millennial Leaders Will Change Indonesia” yang diselenggarakan secara virtual, Rabu (10/11).

Hadir dalam webinar tersebut Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah sebagai keynote speaker, Ketua Dewas BPJS Ketenagakerjaan Muhammad Zuhri serta Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan Anggoro Eko Cahyo.

Ida Fauziah dalam sambutannya berpesan, generasi milenial harus terus berupaya meningkatkan keterampilannya agar mampu bersaing di dunia kerja. Menurutnya generasi milenial berperan juga sebagai Agen of Development atau pelopor transisi transformasi ke arah  positif di seluruh sektor kehidupan.

"Paculah kemampuan kalian setinggi-tingginya untuk menguasai teknologi, kompetensi kerja, dan sering melakukan kolaborasi positif, sehingga dapat memenangkan peluang persaingan dunia kerja yang ada," ujar Ida Fauziah.

Menaker menambahkan, bahwa potret kondisi ketenagakerjaan nasional berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) per Agustus 2021 menunjukkan penduduk usia kerja di Indonesia saat ini sebanyak 206,71 juta orang. Angka ini terdiri atas 140,15 juta orang merupakan angkatan kerja dan 66,56 juta orang merupakan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja tersebut terdiri dari penduduk yang bekerja sebanyak 131,05 juta orang dan pengangguran terbuka sebanyak 9,1 juta orang dengan Tingkat Pengangguran Terbuka sebesar 6,49%.

Menurut data tersebut, penduduk yang bekerja dari sisi pendidikan mayoritas masih lulusan SMP ke bawah, hal ini menggambarkan bahwa pekerja di Indonesia masih didominasi pekerja yang kurang terampil (low-skill).

“Upaya konkret yang bisa dilakukan oleh kaum milenial adalah dimulai dengan adanya komitmen mandiri untuk terus melakukan pemutakhiran kapasitas kemampuan diri dan tetap membawa khazanah budaya dan kearifan bangsa Indonesia, selain itu diharapkan milenial tetap memiliki sikap kritis dan analitis dalam mencermati masalah yang dihadapi dibarengi kegigihan dalam berusaha,” pesan Menaker.

Beberapa pemateri yang juga turut dalam kegiatan ini antara lain Arif Satria Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB), Mudrajad Kuncoro Rektor Universitas Trilogi, Bayu Prawira Hie Executive Director Intellectual Business Community, Arvan Pradiansyah Motivator Nasional, serta mewakili kaum Milenial Diera Bachir seorang profesional photographer dan Arfian Fuadi pendiri Dtech-Engineering. Webinar ini digagas dan dibawakan langsung oleh M Aditya Warman, Dewas BPJS Ketenagakerjaan.

Selanjutnya Muhammad Zuhri mengatakan, kaum milenial adalah aset yang harus dijaga dan dikembangkan, untuk itu perlu diperhatikan juga sejauh mana perlindungan jaminan sosial yang dimilikinya.

“BPJAMSOSTEK memiliki orientasi yang sangat kuat bagaimana kaum milenial ini bisa dilindungi, kaum milenial merupakan salah satu pilar untuk bisa memastikan tingkat produktivitas dan daya saing suatu bangsa, jika kaum milenial ini tidak disentuh dan tidak diberikan kepastian perlindungannya, artinya kita hanya berharap tapi tidak memberikan kepastian untuk mereka,” tegas Zuhri.

Senada dengan Zuhri, Anggoro Eko Cahyo mengatakan, kaum milenial ini tidak hanya sebagai market saat memasuki dunia kerja, namun juga memiliki masa depan yang baik dan mempunyai power untuk mewujudkan tujuan negara, selain sebagai objek yang dilindungi, namun juga sebagai subyek penggerak jaminan sosial ketenagakerjaan di Indonesia.

“BPJAMSOSTEK berharap kaum milenial dapat mengambil peran tidak hanya pada aktifnya dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan, tetapi juga menjadi generasi yang nantinya melanjutkan roda jaminan sosial ketenagakerjaan ke depannya” pungkas Anggoro.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×