kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Mismatch Likuiditas Masih Jadi Momok Perbankan


Senin, 19 Juli 2010 / 19:05 WIB


Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Masalah kesenjangan alias mismatch likuiditas di perbankan masih menjadi kendala yang dihadapi bank hingga saat ini. Mismatch likuiditas tersebut mempengaruhi keleluasaan perbankan dalam menyalurkan kredit.

Direktur Bank Mandiri Abdul Rahman menuturkan, saat ini hampir 90% likuiditas di perbankan disokong oleh dana jangka pendek dengan tenor paling lama berupa deposito enam bulan. "Jujur saja, dana di bank itu 90% dana jangka pendek," katanya usai mengikuti rapat dengar pendapat dengan DPD RI di Jakarta, Senin petang (19/7).

Di saat yang sama, bank banyak melakukan pembiayaan melalui penyaluran kredit dengan tenor panjang. "Maka itu, bank dituntut pintar-pintar mengatur likuiditas supaya ketersediaan likuiditas terus stabil dan aman," ujarnya.

Direktur Konsumer Bank BNI Darmadi Sutanto menambahkan, khusus terkait kredit pemilikan rumah (KPR) misalnya yang bertenor minimal 10 tahun, bank mesti memperhitungkan komposisi likuiditas yang dimilikinya. "Bisa disiasati dengan penerapan fixed rate untuk KPR dua atau tiga tahun, tapi itu tetap saja mengandung risiko," jelasnya.

Ini juga yang membuat bank selektif memberikan kredit bertenor panjang termasuk untuk kredit perumahan. "Kalaupun memberikan kredit perumahan, kami lebih suka menyalurkan KPR karena risikonya lebih kecil ketimbang memberikan ke developer," tambah Abdul Rahman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×