Reporter: Feri Kristianto | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA.MNC Finance memperluas jangkauan pembiayaan. Mulai tahun 2013, anak usaha MNC Grup melayani pembiayaan rumah kelas atas dengan harga kisaran
Rp 1 miliar-Rp 3 miliar. Segmen baru garapan MNC ini sekaligus melengkapi portofolio pembiayaan mereka, yang selama ini sudah melayani pembiauyaan pemilikan rumah (KPR), tapi untuk kelas menengah ke bawah dengan plafon kredit maksimal Rp 250 juta.
Untuk menggaet nasabah, MNC Finance menggandeng Century 21. MNC menyasar konsumen yang gagal memenuhi persyaratan bank tapi memiliki kemampuan keuangan alias feasible. "Kami bukan kompetitor bank," ujar Hadianjaya, Direktur Operasional MNC Finance, akhir pekan lalu.
Agar bisnis ini berhasil, perusahaan beraset Rp 1,2 triliun ini menawarkan bunga cukup kompetitif, yakni 12% per tahun, flat selama lima tahun. Manajemen yakin, banyak nasabah tertarik dengan layanan ini. Soalnya multifinance lain belum menjamah KPR menengah ke atas.
Tahap awal, MNC Finance hanya memasarkan produk ini di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Target pembiayaan sektor ini pada tahun pertama mencapai Rp 200 miliar. "Bukan rumah saja, ruko sampai apartemen kami layani," jelas Gabriel TD Ming, Kepala Divisi KPR MNC Finance.
Segmen baru ini bakal turut menopang target penyaluran pembiayaan MNC Finance pada 2013 sebesar Rp 2 triliun. Tahun 2012, MNC Finance menyalurkan pembiayaan sekitar Rp 912 miliar, tumbuh 30% dibandingkan akhir tahun 2011 Rp 700 miliar. Pembiayaan terbesar di segmen mobil 70%, motor 12%, leasing 15% dan KPR 1%. Nah pembiayaan rumah kelas menengah itu mampu mengerek portofolio KPR hingga 20%.
Andry Witjaksono, Direktur Eksekutif Century 21, mengakui selain MNC Finance tidak ada perusahaan pembiayaan yang menyasar kredit properti kelas menengah atas. Padahal, sangat banyak konsumen yang memiliki kemampuan keuangan cukup, tapi gagal mengajukan KPR ke bank. Umumnya, bank tidak mempercayai konsumen tersebut dengan alasan non-keuangan mereka. "Banyak yang pada saat mengajukan dilempar-lempar ke bank lain karena tidak dipercaya, kira-kira jumlahnya 20% setiap bulan," ujar Andry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News