kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.500   8,14   0,11%
  • KOMPAS100 1.161   1,97   0,17%
  • LQ45 920   -0,50   -0,05%
  • ISSI 227   1,06   0,47%
  • IDX30 474   -1,02   -0,21%
  • IDXHIDIV20 571   -1,27   -0,22%
  • IDX80 133   0,19   0,15%
  • IDXV30 141   0,50   0,35%
  • IDXQ30 158   -0,23   -0,15%

Modal Penjamin Naik, Target KUR Dikerek


Jumat, 09 Januari 2009 / 10:53 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah optimistis penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) tahun ini bisa menciptakan lapangan pekerjaan baru. Maklum saja, angka pekerjaan baru yang diharapkan pemerintah memang terdengar fantastis, yaitu dua juta orang.

Untuk memperbesar penyaluran KUR, pemerintah berniat menambah modal PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) dan Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) senilai Rp 2 triliun. Setelah modalnya naik, kedua perusahaan plat merah itu bisa menjamin kredit lebih besar lagi.

Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Aburizal Bakrie menjelaskan, tahun lalu tersalur KUR senilai Rp 14 triliun untuk 2 juta nasabah. Dengan tambahan modal Rp 2 triliun, total modal dua perusahaan asuransi kredit plat merah ini mencapai Rp 3,4 triliun. Jika perbandingan jaminan dan kredit adalah 1 berbanding 10, KUR yang bisa tersalur tahun ini mencapai Rp 34 triliun.

Aburizal mengklaim, pada 2008 lalu program penyaluran kredit kepada pengusaha kecil ini telah menciptakan pekerjaan sedikitnya bagi 4,59 juta orang. Ini dengan asumsi setiap nasabah KUR mempekerjakan satu hingga dua orang pegawai.

Program KUR ini memberikan kesempatan dan membuka akses bagi masyarakat untuk mendapat bantuan modal. "Khususnya bagi para pengusaha mikro," ucap Aburizal saat menyampaikan paparan pencapaian kinerja Kementerian Koordinator Bidang Kesra 2008, Kamis (8/1).

Menkokesra menguraikan, jumlah nasabah KUR sampai 30 November 2008 mencapai 1.566.859 debitur dengan nilai kredit Rp 12.012 triliun.

Tapi Menkokesra mengakui, penyaluran KUR tak bebas dari kendala. Ia menyebut, masih banyak bank menolak memberikan KUR kepada masyarakat dengan alasan dana KUR yang disiapkan telah menipis. Pada kasus lain, bank enggan menyalurkan KUR karena nasabah masih menunggak. "Sosialisasi KUR juga belum optimal," katanya.

Tahun lalu, bank penyalur KUR adalah BRI (Rp 8,60 triliun), Bank BNI (Rp 1,16 triliun), Bukopin (Rp 628 miliar), Bank Syariah Mandiri (Rp 332 miliar), dan BTN (176 miliar).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×