Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Khomarul Hidayat
Chief Executive Officer PT Mandiri Capital Indonesia Capital Eddi Danusaputro menyatakan, investasi yang diberikan merupakan pendanaan seri A. Investasi itu dilakukan bersama dengan modal ventura dan investor lainnya.
Kami sudah invest ke startups (fintech) baru tapi belum umumkan. Tunggu saja. Sedang penjajakan ke satu lagi untuk pendanaan pra-series A,” ujar Eddi kepada Kontan.co.id pada Minggu (13/9).
Asal tahu saja, pendanaan seri A berkisar US$ 3 juta hingga US$ 10 juta. Sayangnya, Eddi tidak mau membocorkan nama dan sektor yang digarap oleh fintech tersebut. Namun sebelumnya, anak perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (Persero) ini tertarik pada fintech yang menjalankan bisnis insurtech dan remittance.
“Saat Covid-19 ini, Mandiri Capital masih merasa startups yang bagus dan inovatif mestinya bisa melewati pandemic. Justru saat pandemi ini, kita tahu mana yang bagus dan sustainable,” tambah Eddi.
Selain fintech, Mandiri Capital masih juga melirik start up yang memberikan solusi kepada para pelaku UKM. Lantaran memiliki peluang yang besar dan UKM berkontribusi besar bagi perekonomian Indonesia.
"Pada 2020 kami ada budget Rp 50 miliar untuk dua hingga tiga investasi baru. Juga menyiapkan dana Rp 50 miliar untuk pendanaan lanjutan," ujar Eddi.
Selain itu, Eddi bilang bakal menunda untuk meluncurkan venture fund senilai US$ 100 juta yang awalnya direncanakan pada kuartal kedua 2020. Ia berharap aksi korporasi ini bisa dilaksanakan di penghujung tahun.
Eddi menyebut Mandiri Capital telah mendanai ke 13 fintech yang ada di Indonesia. Adapun jumlah dana yang telah disalurkan lebih dari Rp 1 triliun. Fintech itu antara lain Mekari, Cashlez, Amartha, Yokke, Privyid, Pten, DAM, Moka, Koinworks, Investree, LinkAja, Crowde, dan Halofina.
Selanjutnya: Ada pandemi, Mandiri Capital tetap berinvestasi ke fintech
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News