kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.580   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.125   73,58   0,91%
  • KOMPAS100 1.120   14,21   1,28%
  • LQ45 780   7,86   1,02%
  • ISSI 292   2,64   0,91%
  • IDX30 406   2,01   0,50%
  • IDXHIDIV20 454   0,57   0,13%
  • IDX80 123   1,36   1,12%
  • IDXV30 131   1,14   0,88%
  • IDXQ30 128   0,32   0,25%

MUFG: Prospek Pembiayaan Hijau di Asia Pasifik Masih Positif


Kamis, 16 Oktober 2025 / 22:07 WIB
MUFG: Prospek Pembiayaan Hijau di Asia Pasifik Masih Positif
ILUSTRASI. Colin Chen, Head of Sustainable Finance Asia Pacific MUFG Bank (kiri) bersama Herry Hykmanto, Director of Syariah & Sustainability Finance Bank Danamon Indonesia (kanan) dalam media gathering MUFG N0W 2025, di Jakarta, Selasa (14/10/2025).


Reporter: Harris Hadinata | Editor: Harris Hadinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. MUFG Bank menyebut prospek pembiayaan hijau di kawasan Asia Pasifik tetap prospektif. Berbagai pihak tetap mengejar target emisi bersihnya, kendati Amerika Serikat (AS) menarik diri dari komitmen mengatasi risiko perubahan iklim.

Head of Sustainable Finance Asia Pacific MUFG Bank Colin Chen menuturkan, perkembangan yang terjadi di Amerika Utara tidak berdampak signifikan terhadap kebijakan iklim kawasan lain. “Dampaknya hanya akan terasa kalau Anda harus menjual produk di AS,” sebut Chen.

Kendati begitu, Chen menegaskan, di kawasan Asia Pasifik, tidak ada perubahan target terkait aspek keberlanjutan, baik dalam hal mitigasi risiko perubahan iklim hingga terkait kesetaraan sosial.

Bahkan, perusahaan di AS pun pada dasarnya tidak lantas mengabaikan target keberlanjutan mereka. “Mereka hanya tidak lagi membicarakan hal itu secara publik dan mereka sangat diam-diam dalam pembiayaan,” terang Chen.

Baca Juga: MUFG Menegaskan Akan Tetap Mendukung Implementasi JETP di Indonesia

Chen menuturkan, saat ini salah satu kesepakatan terbesar yang dilakukan MUFG di AS adalah pembiayaan energi surya. “Ada aspek hijau di situ,” tegas Chen.

Di Asia Pasifik, Chen memastikan aspek environmental, social, & governance (ESG) tetap jadi aspek penting di masa depan. Kendati begitu, Chen tidak memungkiri ada perlambatan dalam pencapaian target.

Perlambatan ini juga mempengaruhi bisnis pembiayaan hijau MUFG. Chen menuturkan, pembiayaan hijau, baik berupa pinjaman hijau maupun obligasi hijau, saat ini melambat. Penyebabnya antara lain pembiayaan tersebut sebelum ini digunakan untuk membiayai ekspor ke AS.

Tapi di sisi lain, negara-negara di Asia masih tetap menegaskan target emisi bersih nol mereka. Misal, Indonesia di 2060 dan India di 2070. Artinya, prospek pembiayaan hijau tetap cerah. “Jadi selama target tetap ada, kami akan tetap melakukan pembiayaan,” tegas Chen.

Selanjutnya: Ukraina Sebut Pasukan Korea Utara Kendalikan Drone Mata-mata di Atas Wilayahnya

Menarik Dibaca: Peringatan Dini BMKG Cuaca Besok (17/10) Hujan Lebat Guyur Banyak Provinsi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×