kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Multifinance agresif buka kantor cabang


Minggu, 14 September 2014 / 19:49 WIB
Multifinance agresif buka kantor cabang
ILUSTRASI. Logo baru Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terpasang di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (2/7/2020).ANATAR FOTO/Aprillio Akbar/nz


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sejumlah perusahaan multifinance semakin agresif membuka kantor cabang baru. Salah satu perusahaan multifinance, Andalan Finance Indonesia (AFI) akan membuka 20 kantor cabang tahun depan.

Direktur AFI, Sebastian H. Budi mengatakan selama ini kantor cabang banyak terdapat di Jawa Tengah dan Jogja. Untuk itu pihaknya ingin memperluas wilayah penyaluran pembiayaan dengan membuka kantor cabang baru.

"Kontribusi portofolio new booking tetap 45% dari Jateng dan Jogja karena dari delear kami setengahnya ada di sana, jumlah kantor cabang kami juga ada di situ,makanya kami mau ekspansi di luar Jateng,"ujar Sebastian.

Sampai akhir tahun nanti, AFI akan membuka 5 kantor cabang lagi, yaitu 2 di wilayah Jakarta, 2 di wilayah Surabaya, dan 1 di wilayah Jateng. "Tahun depan kami akan buka 20 outlet,5 outlet di luar Jawa dan 15 outlet di Pulau Jawa. konsentrasi tetap  di pulau Jawa," ujarnya.

Sebastian bilang untuk membuka satu kantor cabang dibutuhkan dana sebesar Rp 400 jutaan. Dana tersebut digunakan untuk menyewa kantor cabang selama 2 tahun, renovasi, dan perizinan. Untuk investasi pembukaan kantor cabang baru akan diambil  dari  modal perusahaan sendiri. "Jadi total 2 miliar tahun ini. Tahun depan rencana buka 20 outlet akan dipersiapkan alokasi dana Rp 8 miliar,"ujar Sebastian.

Sampai saat ini AFI sudah mempunyai 24 kantor cabang. Dengan penambahan jumlah kantor cabang tersebut, Sebastian  berharap target minimum tahun ini sebesar 30% bisa tercapai. 

Ekspansi luar Jawa

AFI sendiri pada 2013 sudah membuka 4 sales poin di Bali, Medan, Pontianak, dan Makasar. Sebastian bilang pihaknya masih belajar untuk cara mengatur dengan baik outlet-outlet di luar pulau Jawa.

"Kalau di Jawa sendiri kan kami sudah cukup mudah mengaksesnya. Kalau di luar pulau Jawa ini kan kalau ke sana perlu waktu, perlu konsentrasi dan komunikasi tidak seintens di Jawa, jadi kami perlu sistem untuk memanage dengan baik,"ujarnya.

Ke depannya AFI akan menambah outlet di luar pulau Jawa khususnya di Sumatera dan Kalimantan. Sebastian bilang masih sangat banyak area yang belum di jangkau. "Kalau kami hanya mengembangkan di satu wilayah kan kompetisi makin berat. Tetapi kalau kami buka di area baru, itu sesuatu yang lebih mudah untuk kami,"katanya.

Sebastian bilang luar Jawa masih bagian kecil dari Andalan Finance karena itu tantangan baru dari sisi manajemen dan kontrol. "Kami me-manage dulu di Pulau Jawa sebelum ke luar Jawa,"katanya.

Kontribusi dari luar Jawa sendiri masih kecil sekali, saat ini cuma sekitar 5% saja dari penyaluran pembiayaan AFI. "Karena kami hanya punya 4 outlet dan 4 outlet itu baru semua. Saat ini mungkin kami akan naik dari 5%  ke 10%, bertahap seperti itu," katanya.

Astra Credit Companies (ACC) juga berencana membuka kantor cabang. Chief Executive Officer (CEO) ACC, Jodjana Jody mengatakan pihaknya akan membuka 6 cabang tahun ini dan 6 cabang tahun depan. Kantor cabang baru tersebut akan tersebar di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. "Perkiraan per cabang investasi 5 miliar,"kata Jodjana.

Jodjana bilang pembukaan cabang baru biasanya disesuaikan dengan perkembangan pasar otomtif di Indonesia yang masih berkembang di pulau Jawa. "Dan sekarang mulai sebar ke Sumatera dan Kalimantan,"ujar Jodjana.

Menurut Jodjana kedua wiayah tersebut kaya dengan sumber daya alam dan biasanya kalau ada lonjakan bisnis tambang dan sawit, pola konsumsi juga akan meningkat. Namun Jodjana bilang pihaknya tidak menargetkan jumlah peningkatan penyaluran pembiayaan dari cabang baru. Pihaknya lebih fokus menyebarkan lingkup pelayanan dengan pembukaan cabang, bukan hanya fokus penambahan pembiayaan.

"Karena kalau satu cabang jumlah yang dibiayai sudah besar, katakanlah di atas Rp 800 miliar, maka cabang tersebut sudah layak dipecah dua, supaya service lebih baik,"ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×