kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.909   21,00   0,13%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Multifinance amankan pendanaan 2013


Senin, 19 November 2012 / 15:47 WIB
Multifinance amankan pendanaan 2013
ILUSTRASI. Pekerja mengamati layar pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/hp.


Reporter: Mona Tobing |

JAKARTA. Sejumlah perusahaan multifinance optimistis, tahun depan penyaluran pembiayaan masih tumbuh sekitar 20% dibandingkan dengan pencapaian tahun ini. Para pelaku industri mulai mengamankan sumber pendanaan dari pasar modal dan pinjaman perbankan demi mencapai target pembiayaan mereka.

BCA Finance misalnya, memastikan pada awal tahun depan menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap kedua senilai Rp 1,8 triliun. Nilai surat itu lebih besar daripada obligasi berkelanjutan tahap pertama yang terbit pada Mei 2012 sekitar Rp 1,7 triliun.

Roni Haslim Direktur Utama BCA Finance, mengatakan pencarian dana di pasar modal itu demi memberikan bunga murah kepada para nasabah. "Surat utang akan dijual pada awal tahun atau paling lambat semester 1 2013," kata kata Roni, pekan lalu.

Tahun depan, BCA Finance mematok nilai pembiayaan antara Rp 29 triliun-Rp 30 triliun, tumbuh 20%-25% dibandingkan target perolehan pembiayaan tahun ini. Oleh karena itu, manajemen juga mengandalkan sumber pendanaan dari bank.

Tentu saja, manajemen mengandalkan pinjaman dana dari Bank Central Asia (BCA). Dana dari induk usaha ini berbunga lebih murah dibandingkan bank lain, sehingga semakin mendukung manajemen memberi bunga murah kepada nasabah.

Tahun ini, bunga kredit BCA Finance untuk mobil baru hanya 3,5% dan mobil bekas 6%. Roni mengatakan, bunga murah dapat mengerek nilai pembiayaan naik. "Tapi kami juga membutuhkan pinjaman dari 10 bank lain, antara lain UOB Indonesia, HSBC, dan Bank Permata," jelas Roni.

Sementara Pro Car Inti Finance (Pro Finance) mengandalkan pembiayaan dari perbankan untuk ekspansi bisnis. Sebelumnya, Gusti Wira Susanto Direktur Utama Pro Finance, mengatakan tahun depan pihaknya menargetkan pembiayaan mencapai Rp 1,8 triliun tumbuh 15% dari target perolehan pembiayaan tahun ini sebesar Rp 1,5 triliun.

Sekitar 11 bank siap memberi pinjaman sekitar Rp 1,6 triliun. Sedangkan sisanya menggunakan kas internal. 

Menurut Gusti, besarnya pinjaman dari bank menjadikan Pro Finance belum bisa memberi bunga murah. Saat ini Pro Finance harus menanggung bunga kredit dari perbankan sebesar 5%. Sementara, bunga kredit bagi nasabah mencapai 11%-15% setahun. "Agar bisa bersaing, kami mengandalkan profil debitur dari daerah," jelas Gusti.

Pasar pembiayaan di luar Jawa akan menjadi tujuan ekspansi demi menghindari persaingan bunga murah. Tahun depan, Pro Finance akan membuka tujuh kantor cabang di Sulawesi, Kalimantan, Ternate dan Sorong.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×