kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Nasabah makin meminati kredit syariah


Senin, 19 November 2012 / 11:56 WIB
Nasabah makin meminati kredit syariah
ILUSTRASI. Harga Bitcoin sempat menembus angka US$ 50.000 pada Senin (23/8/2021), pertama kali sejak Mei lalu, menyusul aliran berita positif.. REUTERS/Edgar Su.


Reporter: Mona Tobing |

JAKARTA. Masyarakat semakin berminat menggunakan layanan pembiayaan berasaskan hukum Islam (syariah). Sejak pemberlakuan aturan uang muka atau down payment (DP) minimum pada Juni lalu, sejumlah perusahaan pembiayaan (multifinance) yang memberikan skema kredit syariah mencatat kinerja nan-dahsyat. Pembiayaan mereka setiap bulan tumbuh hampir mencapai 40%.

Ada tiga faktor yang mendorong melejitnya pertumbuhan pembiayaan syariah. Pertama, permintaan (demand) pembiayaan syariah tinggi karena kemampuan debitur membayar uang muka rendah masih banyak.

Kedua, peranan diler yang menjembatani untuk pembiayaan di syariah. Terakhir, untuk di daerah-daerah tertentu dengan kantung-kantung masyarakat mayoritas beragama Islam, menjadikan pembiayaan syariah sebagai pilihan pertama dalam membeli barang secara kredit.

Al Ijarah Indonesia Finance (Alif), perusahaan pembiayaan 100% syariah menjadi salah satu yang merasakan kenaikan pembiayaan. Efrinal Sinaga Direktur Alif menyebutkan, setiap bulan terjadi kenaikan pembiayaan hampir 40% untuk pembiayaan sepeda motor. Hingga Oktober lalu, total pembiayaan Alif sekitar
Rp 1,4 triliun tumbuh hampir 30% dibandingkan periode sama tahun lalu.

Efrinal mengatakan, peranan diler menyosialisasikan DP kepada debitur dianggap paling penting. "Sebenarnya, banyak yang masyarakat yang belum tahu aturan DP, tapi mereka lebih memilih kredit kendaraan bermotor dengan uang muka murah," terang Efrinal, pekan lalu.

Ekspansi bisnis

Smart Multifinance (Smart Finance), perusahaan pembiayaan yang bisnis intinya di kredit sepeda motor juga menuai berkah dari syariah. H.M. Imanuddin Nur, Direktur Finance Syariah Smart Finance, mengatakan, sejak Juni lalu kontribusi pembiayaan syariah telah menyumbang sekitar 50% dari total portofolio. Padahal, perseroan hanya menargetkan kontribusi pembiayaan dari unit usaha syariah (UUS) sebesar 15%. "Tahun depan, komposisi pembiayaan syariah naik jadi 70%," kata Imanuddin.

Multifinance ini juga tengah mengkaji rencana bisnis berupa spin off. Manajemen telah menetapkan syarat untuk spin off, yakni bila pembiayaan syariah sudah mendominasi ketimbang konvensional pada tahun depan. Sampai Oktober ini, total nilai pembiayaan Smart Finance telah mencapai Rp 220 miliar.

Tingginya permintaan pembiayaan syariah berasal dari Pulau Jawa. Selain karena kemampuan masyarakat membayar DP rendah masih tinggi. Pangsa pasar pembiayaan syariah dari luar Pulau Jawa juga terbilang tinggi. Imanuddin mencontohkan, di Pulau Kalimantan perseroannya mendapatkan captive market yang berasal dari merek motor Yamaha.

Sepertinya konsumen memang masih membutuhkan DP 10%-15%, khususnya yang berasal dari luar Pulau Jawa. "Karena itu kami akan membuka beberapa kantor cabang  tahun depan," kata Imanuddin. Smart Finance menargetkan membuka 10 kantor cabang, antara lain  di Kalimantan, Sulawesi dan Malang.    n

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×