kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.443.000   13.000   0,91%
  • USD/IDR 15.096   142,00   0,93%
  • IDX 7.792   -113,20   -1,43%
  • KOMPAS100 1.201   -6,51   -0,54%
  • LQ45 978   -1,29   -0,13%
  • ISSI 228   -1,49   -0,65%
  • IDX30 499   -0,33   -0,07%
  • IDXHIDIV20 603   1,19   0,20%
  • IDX80 137   -0,23   -0,16%
  • IDXV30 140   -0,07   -0,05%
  • IDXQ30 167   0,28   0,17%

Multifinance berburu dana di luar negeri


Kamis, 22 Mei 2014 / 10:13 WIB
Multifinance berburu dana di luar negeri
ILUSTRASI. Promo Traveloka Akhir Tahun Dadakan, Nikmati Diskon Taksi Sampai 20%


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Beberapa perusahaan pembiayaan masih gencar mencari sumber pendanaan untuk membiayai ekspansi usahanya tahun ini. Salah satu sumbernya melalui pinjaman dari luar negeri. Opsi itu diambil untuk menyeimbangkan portofolio pendanaan perusahaan multifinance sehingga dapat meminimalisir risiko.

Salah satu multifinance yang sedang mencari pinjaman di luar negeri adalah Indomobil Multifinance (IMFI). Gunawan, CEO IMFI mengaku, pihaknya sedang roadshow ke sejumlah negara, yaitu Singapura, Taiwan dan Jepang. Tujuannya untuk mencari pinjaman sindikasi senilai US$ 100 juta.

Beberapa bank sudah ditunjuk sebagai mandated lead arranges dan bookrunners yaitu CTBC, RBS, OCBC, dan Mizuho. "Targetnya pinjaman bisa kami dapat di awal semester II," kata Gunawan.

Namun, IMFI tak cuma mengandalkan pinjaman sindikasi bank. Gunawan bilang, pendanaan tahun ini juga berasal dari obligasi, pinjaman bilateral dan modal sendiri.
Sebelumnya, IMFI beberapa kali mengantongi pinjaman sindikasi luar negeri. Yang terakhir pada tahun lalu, multifinance ini mengantongi pinjaman dalam mata uang dollar AS senilai US$ 126 juta.

Gunawan menyatakan, pinjaman dalam mata uang asing seperti dollar AS juga menyimpan risiko kurs karena mayoritas pendapatan multifinance dalam rupiah. Nah, IMFI sudah menyiapkan strategi untuk menekan risiko tersebut. "Kami selalu melakukan 100% lindung nilai pada pinjaman sindikasi," ujarnya.

Direktur Adira Finance I Made Dewa Susila mengungkapkan hal senada. Menurut dia, lindung nilai dilakukan untuk memitigasi risiko terhadap fluktuasi nilai mata uang asing dan paparan suku bunga. Pasalnya, sebagian besar kegiatan operasional memakai rupiah. "Walaupun pinjamannya mata uang asing, kami hedge seolah-olah kami pakai rupiah," imbuhnya.

Akhir bulan lalu, Adira Finance meneken perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi US$ 300 juta. Mayoritas pinjaman didapat dari Taiwan, Jepang dan India.
Made mengatakan, pinjaman dari luar negeri menjadi alternatif diversifikasi sumber pendanaan agar Adira mendapat struktur pendanaan yang optimal dengan biaya kompetitif. "Semua kami jajaki apapun yang tersedia dan bila optimal dieksekusi," katanya.

Namun, tak semua perusahaan mengejar pinjaman sindikasi dari luar negeri. Dengan kurs rupiah yang loyo, inflasi tinggi dan kondisi politik saat ini, Anthony Muljanto Direktur Buana Finance menyatakan, sebagian besar perbankan asing memasukkan Indonesia ke dalam negara berisiko tinggi. Dus, bank asing bersikap jual mahal dengan mematok bunga tinggi. Karena itu, Buana Finance fokus mencari dana di dalam negeri, baik dari bank maupun surat utang. "Kami jajaki MTN Rp 150 miliar semester ini," katanya. 

Komposisi Sumber Pendanaan Multifinance    
(dalam Rp triliun)      
  2012 2013 Maret 2014
Pinjaman Dalam Negeri 124,53 142,11 138,54
Pinjaman Luar Negeri 86,61 87,98 88,06
Obligasi 43,76 53,21 53,14
Pinjaman Subordinasi 0,34 0,4 0,39
Sumber: Bank Indonesia      

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management Principles (SCMP) Mastering Management and Strategic Leadership (MiniMBA 2024)

[X]
×