Reporter: Mona Tobing | Editor: Havid Vebri
JAKARTA. Multifinance kian gemar memanfaatkan pinjaman asing. Bahkan dari total sumber pendanaan yang diterima, porsi pinjaman yang diterima dari luar negeri mencapai 47%. Faktor bunga murah menjadi alasan multifinance memilih pendanaan dari bank asing.
Dalam ikhtisar data keuangan yang dipublikasikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total pinjaman hingga Juni yang diterima multifinance mencapai Rp 257,13 triliun.
Dari total pinjaman itu, kontrisbusi dari dalam negeri sebesar Rp 135,87 triliun atau senilai 52% dari total pinjaman yang diterima. Sisanya senilai Rp 121,26 triliun atau sebesar 48% disumbang dari pinjaman luar negeri.
Pilihan sumber pendanaan luar negeri didorong suku bunga atau rate dari perbankan luar negeri yang lebih murah. Selisih rate yang ditawarkan bisa mencapai 1% hingga 2% dibandingkan bank dalam negeri. Selain itu, alasan diversifikasi pendanaan juga menjadi pilihan multifinance menggandeng bank asing untuk menyokong pendanaan.
Alhasil, multifinance masih dapat m Selisih rate yang ditawarkan bisa mencapai 1% hingga 2% dibandingkan bank dalam negeri. empertahankan suku bunga dalam kondisi beban operasional yang terus naik. Anta Winarta, Direktur Utama PT Bess Finance mengatakan, kondisi ini menguntungkan nasabah karena bunga multifinance saat ini cenderung stabil.
Itu sebabnya, Anta mengaku perusahaan tertarik mencari mitra strategis dari bank luar negeri untuk menyokong pendanaan. Namun peranan bank lokal juga diakui Anta tidaklah kecil.
"Banyak bank yang mau menyokong pendanaannya ke multifinance dengan kualitas pembiayaan bagus. Buat perusahaan, pendanaan asing itu hanya sebagai diversifikasi tapi bukan penyangah utama," tandas Anta belum lama ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News