kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Multifinance Mulai Siapkan Jurus Menghadapi Krisis


Selasa, 09 Desember 2008 / 09:07 WIB


Sumber: KONTAN | Editor: Didi Rhoseno Ardi

JAKARTA. Perusahaan pembiayaan atau multifinance mulai menyiapkan skenario mengantisipasi ledakan kredit macet sebagai buntut dari krisis keuangan global. Maklum, lonjakan kredit macet itu bisa mengguncang industri multifinance.

Direktur Pemasaran PT Federal International Finance (FIF) Margono Tanuwijaya mengatakan, FIF sudah menyiapkan tiga strategi untuk mengusir imbas tak sedap dari krisis global. "Yang pertama adalah merestrukturisasi kredit nasabah," ujarnya kemarin (8/12).

Margono mengingatkan, perusahaannya tak akan mengobral kesempatan restrukturisasi. Yang berhak mendapatkan restrukturisasi hanyalah nasabah yang memiliki sumber pendapatan tetap, namun terganggu arus kasnya. Syarat lain adalah nasabah harus membayar angsuran dengan tepat waktu.

Bentuk restrukturisasi yang disiapkan FIF adalah memperpanjang tenor kredit. Margono memberi contoh nasabah yang mendapatkan kredit selama tiga tahun dan sudah mencicil selama 1,5 tahun. Nasabah ini berhak mendapat perpanjangan waktu pelunasan utang menjadi tiga tahun. Dengan langkah ini, nilai angsuran yang harus mereka bayar tiap bulan menjadi lebih kecil.

Namun, nasabah yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan tidak punya penghasilan lain, silakan bersedih. FIF bakal mengeksekusi alias menyita jaminan kredit.

Untuk nasabah baru, FIF bakal lebih selektif. Mereka akan memfokuskan pemberian kredit ke masyarakat yang mempunyai profesi lebih stabil, seperti guru dan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Tapi, mereka akan menaikkan uang muka menjadi minimal 20% dari harga barang yang akan mereka kredit.

Selain menyiapkan restrukturisasi utang untuk nasabah, FIF juga mengagendakan pengurangan biaya operasional sekaligus mengaktifkan penagihan piutang. "Untuk efisiensi, kami mengalihkan karyawan di front desk ke bagian collection. Jadi kami akan berupaya untuk menghindari PHK karena tidak setiap waktu, keadaannya akan seperti ini," tuturnya.

Tapi, tahun depan, FIF tetap menargetkan pengucuran kredit, meski jumlahnya lebih kecil 15% dari pengucuran kredit tahun ini. Untuk tahun 2008, FIF menargetkan kucuran kredit baru sekitar Rp 12,5 triliun.

Terbitkan obligasi

Sedangkan PT Astra Sedaya Finance mengaku masih berani melakukan ekspansi usaha di tahun depan, dengan membuka 10 kantor cabang baru. Presiden Direktur Astra Sedaya Benny Tjoeng tak menyangkal, bisnis multifinance bakalan berat tahun depan. "Kami sangat merasakan imbas penurunan penjualan industri otomotif, permintaan kredit kami perkirakan akan ikut berkurang," ujarnya.

Ini pula yang membuat Astra Sedaya menurunkan target kreditnya. Jika tadinya Astra Sedaya berharap bisa mengucurkan kredit sekitar Rp 15 triliun tahun depan, mereka memilih menurunkan menjadi sekitar Rp 12 triliun. Padahal tahun ini, Benny bilang, Astra Sedaya bisa melampaui target kredit Rp 12,5 triliun menjadi Rp 14 triliun.

Benny optimistis, krisis ekonomi global tidak akan berlangsung terus-menerus. Itu sebabnya, pengelola Astra Sedaya mengambil langkah antisipasi dengan memperluas jaringan kantor cabang. Jadi ketika keadaan sudah membaik, Astra Sedaya tinggal menikmati hasil di masa krisis.

Untuk mendukung pembiayaan tahun depan, Astra Sedaya berencana untuk menerbitkan obligasi baru senilai Rp 1 triliun. Penerbitan obligasi ini merupakan satu langkah perusahaan untuk mengantisipasi seretnya pinjaman dari perbankan.

Benny menambahkan, alasan lain perusahaanya menerbitkan obligasi adalah jangka waktu pelunasan surat utang lazimnya lebih panjang dibandingkan pengembalian utang bank.

Benny mengakui, perusahaannya belum menetapkan waktu penerbitan obligasi. Namun, Astra Sedaya sudah menyiapkan penerbitan obligasi itu. Misalnya, Astra Sedaya sudah menggelar kontes penjamin emisi obligasi itu. Perusahaan yang sudah melamar sebagai penjamin emisi adalah DBS Vickers, Indo Premier Securities, dan Mandiri Sekuritas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×