kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kredit Macet Multifinance Belum Membengkak


Rabu, 03 Desember 2008 / 08:23 WIB
Kredit Macet Multifinance Belum Membengkak


Sumber: KONTAN | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Dalam dua bulan terakhir krisis keuangan belum memberikan dampak buruk bagi industri pembiayaan. Meski kredit bermasalah atawa non-performing loan (NPL) mulai naik, perusahaan pembiayaan mengaku kredit yang macet total lebih dari empat bulan masih sangat kecil jumlahnya.

Direktur Utama Magna Finance Goenadi Hadiwidjaja mengatakan, proses analisis kredit di Magna Finance cukup ketat. "Kami hanya mau memberikan pembiayaan kepada perusahaan atau individual yang kemampuan bayarnya meyakinkan dan track record-nya bagus," tuturnya Selasa (2/12).

Goenadi mengaku, seleksi debitur dilakukan dengan menaikkan uang muka kredit. Sejak awal tahun, uang muka dinaikkan menjadi 25% dari 20%. Magna mengklaim tak tergiur menggenjot penyaluran kredit kepada perusahaan ataupun individu yang bergerak di sektor pertanian khususnya kepala sawit saat mereka mengalami booming harga. Saat ini, portofolio kredit Magna Finance di sektor perkebunan sawit hanya sekitar 15%. Karena sudah hati-hati, sampai akhir November lalu, rasio NPL Magna Finance dengan keterlambatan pembayaran di atas 120 hari masih kecil yaitu sekitar 0,4%.

Direktur Utama PT Astra Sedaya Finance Benny Tjoeng mengungkapkan hal senada. Benny mengatakan, kualitas kredit di Astra Sedaya Finance masih cukup bagus. "NPL di Astra Sedaya masih di bawah 1,5%," ujarnya. Menurutnya, pemberian kredit multifinance makin berhati-hati terutama setelah krisis likuiditas.

Sedangkan Direktur Pemasaran PT Federal International Finance (FIF) Margono Tanuwijaya mengaku memang ada kenaikan kredit macet di beberapa daerah sektor perkebunan, terutama Sumatera. "Tapi angkanya tidak besar, kok," ujarnya. Kenaikan NPL terjadi pada November 2008, menjadi 2,4% dari Oktober yang sekitar 2,2%.

Tapi FIF menerapkan strategi restrukturisasi kredit jika nasabah mengalami kesulitan pembayaran. Tapi jika nasabah samasekali kehilangan penghasilan, maka FIF akan menarik kendaraan kredit tersebut sebagai barang sitaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×