kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Musim konsolidasi, Bank kecil: Tak perlu langsung melebur dengan induk pasca akuisisi


Minggu, 03 Maret 2019 / 20:12 WIB
Musim konsolidasi, Bank kecil: Tak perlu langsung melebur dengan induk pasca akuisisi


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank besar belakangan rajin bikin susut jumlah bank, lantaran melakukan aksi akuisisi terhadap bank kecil. Sejak akhir tahun lalu setidaknya sudah ada tiga aksi akuisisi bank kecil.

Tahun ini jumlah akuisisi diprediksi akan bertambah seiring niat PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengakuisisi satu bank kecil, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang menyiapkan dana Rp 30 triliun mengakuisisi bank menengah.

Sayangnya aksi tersebut tak selalu mendapat dukungan dari bank kecil. Direktur Utama PT Bank Maspion Tbk (BMAS) Herman Halim yang masuk kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 2 menyatakan penetapan jumlah bank sejatinya tak diperlukan.

“Kita mestinya tak terbatasi, memasang target harus sejumlah sekian. Di Amerika saja masih ribuan community bank eksis,” katanya kepada Kontan.co.id, Minggu (3/3).

Di sisi lain Herman bilang lembaga keuangan non bank, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) hingga Bank Desa justru sampai puluhan ribu jumlahnya di Indonesia. Namun tak pernah diarahkan untuk disusutkan jumlahnya.

“Ini kan anomali, yang penting bank memang mesti sehat. Perbankan ini industri yang regulasinya sangat ketat, kalau sudah sesuai koridor yang ditentukan Otoritas, niscaya sehat,” jelasnya.

Terkait aksi akuisisi, Direktur Utama PT Bank Kesejahteraan EKonomi Sasmaya Tahuleley menyatakan bank besar yang berniat mencaplok bank kecil seyogyanya tak perlu langsung melebur menjadi satu.

“Tahap awal, bank besar akuisisi bank kecil. Tapi yang kecil dibiarkan berkembang terlebih dahulu suatu ketika dimerger tidak masalah,” kata Sasmaya kepada Kontan.co.id.

Menurut Sasmaya, bank kecil sejatinya juga punya segmen bisnisnya sendiri. Di sisi lain, proses transformasi menurutnya juga butuh waktu.

“Karena bank kecil ini kan juga punya kantor cabang, karyawan, dengan bisnis modelnya sendiri. Mestinya memang ini yang dikembangkan dulu sehingga kalau sudah besar baru diakuisisi,” lanjutnya.

Jumlah bank dari Statistik Perbankan Indonesia memang terus menyusut dalam beberapa tahun belakangan. Pada 2017 dan 2018 ada 115 bank, sementara sebelumnya pada 2016 ada 116 bank, 2015 ada 118 bank, dan 2014 sejumlah 119 bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×