kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Naik di kuartal I, bank berjibaku tekan biaya dana di triwulan kedua 2019


Jumat, 19 April 2019 / 21:30 WIB
Naik di kuartal I, bank berjibaku tekan biaya dana di triwulan kedua 2019


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dalam survei perbankan yang dirilis Selasa (16/4) menyebutkan per kuartal I 2019 posisi cost of fund (CoF) rupiah perbankan ada di level 6,02%. Hal ini menandakan biaya dana perbankan di periode ini masih meningkat. 

Pasalnya Posisi tersebut meningkat dibandingkan periode akhir tahun 2018 lalu yang mencapai sebesar 5,88%. Sementara di kuartal I-2018 posisi CoF secara industri relatif lebih rendah yakni sebesar 5,7%.

Sejumlah bankir yang dihubungi Kontan.co.id juga mengungkapkan hal serupa. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM, anggota indeks Kompas100 ini) misalnya harus mengakui kalau terjadi kenaikan biaya dana. Catatan Bank Jatim, per kuartal I 2019 CoF bergerak ke angka 2,99% naik dari 2,08% di periode yang sama tahun 2018.

Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Timur Satyagraha mengatakan kenaikan tersebut disebabkan pengetatan likuiditas di tahun lalu yang memicu kenaikan bunga dana di pasar. 

Meski begitu, posisi ini menurutnya sudah cukup ideal lantaran target yang dipatok Bank Jatim adalah di bawah 3% sampai akhir tahun 2019.

Sementara itu PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN, anggota indeks Kompas100) misalnya yang mengungkap per Maret 2019 lalu CoF dana pihak ketiga (DPK) berada pada level 5,77%. Direktur Resiko, Strategi dan Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso mengakui kalau realisasi tersebut meningkat dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2018 lalu yang sebesar 4,66%.

Mahelan menjelaskan, kenaikan biaya dana tersebut merupakan dampak kenaikan suku bunga acuan BI sebanyak enam kali sepanjang tahun 2018. Otomatis perbankan secara bertahap meningkatkan suku bunga dana yang berakibat biaya bunga menjadi lebih tinggi.

Walau begitu, bank spesialis kredit perumahan ini optimistis posisi tersebut bakal melandai pada akhir kuartal II-2019. Sejalan dengan langkah optimalisasi pendanaan yang dilakukan BTN sejak tahun lalu.

"Hingga pertengahan tahun ini, BTN menargetkan CoF bisa berada pada level 5%," katanya kepada Kontan.co.id. 

Beberapa upaya yang akan dilakukan BTN tahun ini adalah dengan merekomposisi deposito berbiaya mahal. Selain itu, bank bersandi bursa BBTN ini akan meningkatkan average balance tabungan segmen mass, dan meningkatkan akuisisi nasabah baru pada segmen emerging affluent dan affluent melalui proporsi fitur digital banking perusahaan.

Berbeda, PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA, anggota indeks Kompas100) justru mengatakan posisi CoF perusahaan masih relatif stabil dengan posisi akhir tahun lalu. Sayangnya, Direktur Konsumer CIMB Niaga Lani Darmawan tak merinci besaran posisi CoF CIMB Niaga saat ini.  Hanya saja, Ia memandang tahun ini ruang peningkatan biaya dana perbankan masih terbuka.

"Kami fokus pada CASA sebagai pendukung DPK (dana pihak ketiga) lebih murah, namun kami melihat ada pertumbuhan tabungan juga tipis, maka ada kenaikan CoF," katanya. 

Untuk menjaga CoF tetap stabil, pihaknya akan mendongkrak pertumbuhan CASA dengan fokus pada transaksi digital, payroll, cash management dan juga rekening operasional perusahaan.

Senada dengan CIMB Niaga, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA, anggota indeks Kompas100) mengatakan posisi biaya dana relatif stabil di level 2% pada kuartal I-2019. Direktur BCA Santoso Liem mengatakan naik turunnya CoF BCA sangat bergantung pada tingkat bunga dana di pasar.

"Memang akhir tahun lalu sempat ada kenaikan, tapi di kuartal I 2019 ini cenderung flat," katanya. 

Walau begitu, Santoso memandang meski dana perbankan masih ketat saat ini, ada potensi perbaikan di tahun 2019 lantaran arus investor menuju negara berkembang bakal membaik terutama setelah ekonomi global membaik.

Artinya, bisa saja CoF perbankan termasuk BCA akan melandai di 2019. Namun, tantangannya menurut Santoso adalah likuiditas nasional dan dana investor yang masuk (devisa nasional) yang tidak seimbang, hal ini pastinya akan berpengaruh pada likuiditas perbankan dalam negeri.

Sebagai tambahan saja, pada kuartal II 2019 BI mengatakan rata-rata biaya dana perbankan dalam rupiah diperkirakan masih akan stabil di posisi 6,02%. Adapun, sepanjang tahun ini bank sentral meramal CoF perbankan akan berada di level 6% dengan pertimbangan kebijakan suku bunga yang stabil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×