kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik kelas, Bank Mayora siap tancap gas


Rabu, 02 Maret 2016 / 06:00 WIB
Naik kelas, Bank Mayora siap tancap gas


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pekan ini, Bank Mayora resmi berstatus bank umum kategori usaha (BUKU) II atau bermodal inti lebih dari Rp 1 triliun. Setelah naik kelas dari BUKU 1, bank yang 80% sahamnya dikuasai oleh PT Mayora Inti Utama ini bersiap tancap gas menggarap area bisnis baru yang berhak dinikmati BUKU II.

Direktur Bisnis Bank Mayora Jap Chin Phing mengatakan, pihaknya akan menggarap bisnis layanan orang tajir alias wealth management dan forex swap. Bank Mayora juga berhasrat menjadi sub agen penjual sukuk ritel.

Target Bank Mayora, bisnis wealth management mulai beroperasi pada akhir tahun ini. Bank Mayora juga berencana mengembangkan produk asuransi kredit pemilikan rumah (KPR).

"Kami berharap, penambahan lini bisnis menjadi peluang untuk mengembangkan market share," ujar Jap Chin, Selasa, (1/3).

Penambahan produk dan layanan diharapkan mendongkrak perolehan pendapatan komisi (fee based income). Bank Mayora menargetkan fee based melonjak sebesar 81% menjadi sekitar Rp 20 miliar pada tahun ini.

Dari sisi kredit, Kepala Bagian Kredit Pensiun dan UKM Bank Mayora Hari Setiawan mengatakan, pihaknya menargetkan kenaikan kredit 15%-17% menjadi sekitar Rp 4 triliun di 2016.

Kredit usaha mikro kecil menengah (UMKM) menjadi andalan Bank Mayora. Caranya, membuka beberapa outlet di luar Jabodetabek seperti di Jonggol, Cicalengka dan Bandung.

Bank Mayora juga akan menggenjot sektor kredit ritel dan korporasi. Bank Mayora juga meningkatkan dana murah (CASA) untuk mempertebal margin. CASA ditargetkan bisa naik menjadi 27% dari posisi 26% terhadap total dana pihak ketiga (DPK) pada tahun lalu.

Tahun lalu, DPK Bank Mayora naik tipis 5,26% menjadi Rp 4 triliun dari 2014 sebesar Rp 3,8 triliun. Sementara aset Bank Mayora mencapai sebesar Rp 4,7 triliun dan nilai penyaluran kredit tercatat Rp 3,52 triliun di 2015.

Berbagai strategi bisnis ini diharapkan bisa menghasilkan pertumbuhan laba 30% di tahun ini. Sebagai perbandingan, laba bersih Bank Mayora melonjak sebesar 160% menjadi Rp 45 miliar pada 2015.

Mesin pertumbuhan laba tahun lalu yakni pertumbuhan kredit diatas rata-rata industri yakni sebesar 30%. Kendati kredit tumbuh kencang, rasio kredit bermasalah (NPL) gross Bank Mayora terjaga di level 2,9% sementara NPL nett sebesar 2,5%. Yang pasti, tahun ini Bank Mayora bakal getol berekspansi tanpa takut modal terkikis.

Pasalnya, setelah resmi naik ke BUKU II, modal Bank Mayora berpotensi bertambah gemuk lagi. Sebab, salah satu pemegang sahamnya yaitu International Finance Corporation (IFC) berpotensi menambah suntikan modal.

"IFC masih akan melakukan review kinerja Bank Mayora dalam tiga tahun kedepan sebelum melakukan tambah modal lagi," jelas Jap Chin. Catatan saja, IFC pertama kali menyuntikkan modal ke tubuh Bank Mayora pada Februari 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×