Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah terus mematangkan rencana penggabungan usaha PT Bank BRIsyariah Tbk. (BRIS), PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dan PT Bank BNI Syariah (BNIS).
Pada Jumat (11/12/2020), perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha (merger) yang memuat tambahan penjelasan ihwal struktur, nama, dan logo bank baru telah dilakukan. Publikasi Perubahan Ringkasan Rancangan Penggabungan Usaha dilakukan sesuai regulasi yang berlaku dan mengikuti persetujuan regulator.
Bilamana seluruh prosesnya telah tuntas dan persetujuan dan regulator-regulator terkait telah diperoleh, Bank Hasil Penggabungan akan bernama PT Bank Syariah Indonesia Tbk.
Nama ini akan digunakan secara efektif ketiga bank BUMN. Perubahan nama tersebut juga diikuti dengan pergantian logo. Kantor pusat Bank Hasil Penggabungan akan berada di Jl. Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat, yang sebelumnya merupakan kantor pusat BRIS.
Baca Juga: BRI Syariah salurkan dana PEN Rp 1 triliun dalam tiga bulan
Hery Gunardi, Ketua Project Management Office Integrasi dan Peningkatan Nilai Bank Syariah BUMN, mengatakan seluruh proses dan tahapan-tahapan merger akan terus dikawal hingga penggabungan ketiga bank syariah BUMN selesai dilakukan.
Dia memastikan segala rencana perubahan dan penyesuaian operasional telah sesuai dengan tujuan dan kegiatan operasional bank hasil merger, yang memiliki visi menjadi Top 10 bank syariah terbesar di dunia dalam 5 tahun ke depan dan sebagai Top 10 bank terbesar di Indonesia.
Baca Juga: Konversi Aset ke Bank Syariah di Aceh Sudah Hampir Rampung
Nantinya, bank hasil penggabungan akan melakukan kegiatan usaha pasca merger di kantor pusat, cabang, dan unit eksisting yang sebelumnya dimiliki BRIsyariah, Bank Syariah Mandiri, serta BNI Syariah.
Perubahan Ringkasan Rencana Merger juga memuat rancangan perubahan struktur organisasi Bank yang Menerima Penggabungan yakni BRI Syariah. Pasca merger, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki susunan kepengurusan yang diperkuat oleh 10 direksi.
Nama-nama tiap direksi, dewan komisaris dan Dewan Pengawas Syariah (DPS) Bank Hasil Penggabungan akan dibahas dalam RUPSLB BRIS diperkirakan akan dilaksanakan pada 15 Desember 2020.
Baca Juga: Bank syariah BUMN mau dimerger, sejumlah kantor cabang mesti direlokasi
Dirinci lebih jauh, 10 posisi Direksi yang akan mengelola jalannya usaha Bank Hasil Penggabungan terdiri dari Direktur Utama, dua posisi Wakil Direktur Utama, dan masing-masing satu Direktur Wholesale & Transaction Banking, Retail Banking, Sales & Distribution, Information Technology & Operations, Risk Management, Compliance & Human Capital, serta Finance & Strategy.
Catatan saja, Bank Hasil Penggabungan nanti akan memiliki aset mencapai Rp 214,6 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 20,4 triliun. Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 10 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset, dan TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.
Selain memiliki aset dan modal inti besar, Bank Hasil Penggabungan juga akan didukung dengan keberadaan lebih dari 1.200 cabang, 1.700 jaringan ATM, serta didukung 20.000 lebih karyawan di seluruh Indonesia.
Selanjutnya: Simak Rencana Besar Pemerintah untuk Bank BUMN
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News