kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nasabah manut saja


Rabu, 25 Juli 2012 / 14:53 WIB
Nasabah manut saja
ILUSTRASI. Geser FMA Brotherhood, anime Fruit Basket: The Final peringkat atas versi MyAnimeList


Sumber: KONTAN MINGGUAN 43 XVI 2012, Laporan Utama6 | Editor: Imanuel Alexander

Kehadiran aturan pembatasan kepemilikan saham bank berdasarkan tingkat kesehatan dan kualitas pengelolaan (GCG) tak hanya disambut baik oleh para pelaku perbankan. Para nasabah pun turut mendukung peningkatan kesehatan di industri perbankan.
Torang M. Napitupulu, Direktur Dana Pensiun (Dapen) Pertamina menuturkan, aturan ini menyehatkan industri perbankan. "Tingkat kepercayaan nasabah ke bank, terutama nasabah individu, akan semakin tinggi," kata dia.

Hanya, kehadiran aturan ini kurang menguntungkan bagi nasabah institusi seperti Dapen. Pasalnya, bank dengan penilaian baik tentu akan beroperasi seefisien mungkin. Bank akan mengurangi biaya operasional, termasuk biaya dana yang mereka berikan kepada para deposan.

Dengan kata lain, imbal hasil dari bunga deposito bakal menyusut. Padahal, pengelola Dapen harus mencapai imbal hasil seoptimal mungkin. "Saat ini imbal hasil dari deposito paling hanya sekitar 6%. Ini jelas rendah," keluh Torang.
Alhasil, Dapen Pertamina merevisi racikan strategi investasinya. Penempatan deposito tak memiliki porsi yang besar, maksimal hanya sekitar 5%. Penempatan ke deposito juga hanya jangka pendek antara satu hingga enam bulan. Ini untuk memenuhi kebutuhan likuiditas operasional kami saja," katanya.

Sebaliknya, kata Torang, penempatan ke portofolio alternatif akan diperbesar. Dapen Pertamina memperbesar penempatan ke obligasi korporasi dengan rating minimal AA-. Sebab, obligasi korporasi mampu memberi imbal hasil yang jauh lebih tinggi daripada bunga deposito, yakni sekitar 7,5%-7,8%. "Bank harus cepat mencari titik ekuilibrium untuk menjaga daya tarik produk deposito," saran Torang.

Sebagai deposan, Direktur Investasi Jamsostek Elvyn G. Massasya menyatakan, Jamsostek mempunyai dua indikator dalam melakukan penempatan investasi di suatu bank. Pertama, Jamsostek akan melihat aspek kesehatan bank tersebut. Kedua, Jamsostek juga melakukan pengecekan terhadap rekam jejak para pemegang saham atau pemilik bank tersebut. "Aturan ini akan semakin menguatkan kepercayaan kami ke perbankan nasional. Apalagi penempatan dana kami lebih diutamakan di bank-bank lokal," ujar Elvyn.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×