Reporter: Issa Almawadi | Editor: Roy Franedya
JAKARTA. Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga berniat memberikan layanan yang sama dengan induknya di Malaysia. CIMB Niaga Syariah berencana menghadirkan layanan invesment banking.
Untuk mewujudkan niat tersebut, bank ini segera berkonsultasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan menyiapkan infrastruktur pendukung. Sayang, manajemen belum bersedia menyebutkan biaya yang akan dikeluarkan.
Direktur Komersial dan Syariah CIMB Niaga, Handoyo Subali, mengatakan alasan pihaknya mengembangkan bisnis tersebut, karena belum ada bank syariah lain yang menawarkan layanan ini. Selama ini, bank syariah masih menjalankan bisnis sederhana, yakni mengumpulkan dana dan menyalurakan pembiayaan. "Bisnis investment banking sangat potensial untuk dijalankan. Terutama dari populasi muslim di Indonesia," katanya, Senin (15/4).
Handoyo menambahkan, CIMB Niaga berani menawarkan layanan ini, sebab sudah berhasil diterapkan induknya di Malaysia. Selain itu, CIMB Syariah bisa menggunakan tenaga berpengalaman dari induk.
Badlisyah Abdul Gani, Chief Executive Officer (CEO) CIMB Islamic, menambahkan CIMB Niaga harus segera menambahkan layanan tersebut di pasar Indonesia agar tidak disalip bank lain. "Indonesia akan menjadi pasar syariah terbesar, karena populasi dan pertumbuhan ekonominya cukup menjanjikan," ujarnya.
Selain mengembangkan invesment banking, tahun ini CIMB Syariah akan menambah jaringan minimal 20 kantor. Per 31 Maret 2013, jaringan layanan CIMB Syariah terdiri dari 29 kantor cabang, 1 kantor cabang pembantu syariah, 554 office channeling dan 95 outlet gadai emas yang tersebar di 18 provinsi.
Bertambahnya jumlah jaringan CIMB Syariah, menurut Handoyo, menunjukkan masih besarnya potensi industri di Indonesia. Penambahan jumlah kantor dalam jumlah besar menjadi salah satu startegi meningkatkan pertumbuhan bisnis syariah.
Di sisi lain, penerapan dual banking leverage model juga ikut memperluas dan mempermudah akses transaksi perbankan CIMB Niaga Syariah. Melalui sistem ini, layanan kepada nasabah dapat lebih tersentralisasi sehingga menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien.
Informasi saja, dalam kurun tiga tahun terakhir, pertumbuhan aset mencapai 186% dari Rp 3,17 triliun pada tahun 2010 menjadi Rp 9,17 triliun di 2012. Kenaikan ini mengangkat pangsa pasar CIMB Syariah di industri dari 3,3% menjadi 4,65%. Peningkatan ini ditopang penyaluran pembiayaan yang tumbuh 100% setiap tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News