kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

NIM perbankan diramal stagnan sampai tahun depan


Senin, 25 November 2019 / 07:15 WIB
NIM perbankan diramal stagnan sampai tahun depan


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Net interset margin (NIM) perbankan makin mengecil. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, sampai dengan September 2019 posisi NIM masih bertengger di 4,9%. Posisi tersebut praktis tidak bergerak sejak bulan Mei 2019.

Posisi tersebut menjadi penanda terbatasnya kemampuan bank mencetak pendapatan bunga. Kepala Ekonom PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Andry Asmoro juga memproyeksi posisi NIM masih akan berada di bawah 5% sampai akhir 2019.

Hal ini disebabkan kurangnya permintaan kredit serta turunnya daya beli masyarakat di tengah ekonomi yang belum stabil. Di sisi lain, perbankan juga tengah mengubah strategi bisnisnya dengan lebih selektif menyalurkan kredit dalam rangka menjaga laju non performing loan (NPL).

Baca Juga: Tren penurunan bunga, ini imbasnya terhadap industri menurut bankir

Andry juga memperkirakan di tahun 2020 mendatang, posisi NIM perbankan masih akan ada di level 4,9%. Meski begitu, ruang peningkatan NIM masih tetap terbuka. "Dalam kondisi ekonomi saat ini, bank akan lebih prudent dan perlu menjaga penyaluran kreditnya," terangnya di Jakarta, pekan lalu (21/11).

Beberapa bank menyakini NIM akan bergerak lebih kencang tahun depan. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menilai, regulator sudah memberikan angin segar bagi perbankan lewat pelonggaran giro wajib minimum (GWM).

Baca Juga: NIM multifinance terjaga di 5-6% di tengah penurunan suku bunga

Langkah itu dinilai tepat untuk memberikan bank likuiditas tambahan dan memberi stimulus pada penyaluran kredit. "Bagi Bank BTN, ini akan memberikan tambahan likuiditas kurang lebih Rp 1 triliun," ujar Direktur Kepatuhan BTN Mahelan Prabantarikso, Minggu (24/11).



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×