Reporter: Adhitya Himawan | Editor: A.Herry Prasetyo
JAKARTA. Potret industri perbankan Tanah Air yang melesu tampaknya belum menghampiri kinerja perbankan syariah. Contoh, Bank Syariah Bukopin (BSB). BSB berhasil menyalurkan pembiayaan mencapai Rp 3,225 triliun per November 2013. Pencapaian ini meningkat 22,6% dari November 2012 atawa year on year (yoy).
Riyanto, Direktur Utama BSB, menyatakan, rapor kinclong pembiayaan ditopang oleh ekspansi cabang. Saat ini, total jenderal BSB sebanyak 24 cabang. Pembiayaan kendaraan bermotor dan pembiayaan pendidikan menjadi dua segmen penopang pembiayaan BSB. Dua segmen pembiayaan tersebut berturut-turut menyumbang 20% dan 15% dari total pembiayaan. Catatan saja, segmen pendidikan yang ditekuni BSB adalah pembiayaan terhadap pembangunan infrastruktur institusi pendidikan.
Sejatinya, prestasi pembiayaan di akhir November sejalan dengan ambisi BSB di sepanjang tahun 2013. Hingga akhir tahun 2013, BSB mematok target pembiayaan sebesar Rp 3,5 triliun atau tumbuh 30% dibandingkan tahun 2012 lalu.
Pembiayaan yang mengalir deras berimbas terhadap pundi-pundi laba BSB. Di akhir November kemarin, BSB mencatatkan laba bersih sebesar Rp 24,331 miliar atau naik 28,32% yoy. "Tetapi tahun depan kami akan mengerem pertumbuhan di bawah 30%,” ujar Riyanto, Senin (9/12). Di sisi lain, BSB juga mencatatkan pertumbuhan pada pos simpanan.
Dana pihak ketiga (DPK) BSB sebesar Rp 3,506 triliun atau tumbuh 28,38% per November 2013.Dari jumlah tersebut, dana mahal alias deposito masih mendominasi atau sebesar 65% dari total DPK. Sisanya, adalah CASA mencapai 35%.
Demi menggenjot kinerja, saat ini BSB tengah memproses izin pembukaan tabungan haji dari Kementerian Agama. Riyanto memprediksi, potensi dana tabungan haji yang hijrah dari Bank Bukopin konvensional ke BSB mencapai Rp 100 miliar. Hitungan Riyanto, perpindahan dana tabungan haji ini bakal menambah DPK BSB sebesar 2,85%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News