Reporter: Ruisa Khoiriyah | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) Bank BRI meroket naik. Dalam paparan kinerja kuartal dua 2010 yang digelar di Jakarta, Jumat (30/7), tercatat sebesar 4,27% naik cukup besar dari NPL di periode yang sama tahun sebelumnya yang baru sebesar 3,7%.
Direktur Utama BRI Sofyan Basir menuturkan, kenaikan NPL tersebut banyak disebabkan oleh membludaknya kredit-kredit bermasalah di sektor menengah. "Yang naik signifikan NPL nya adalah kredit menengah, jumlahnya sekitar 6,8% dari total kredit kami," jelasnya.
Melihat tren kenaikan NPL di jenis kredit tersebut, BRI pun mengambil langkah pengereman penyaluran kredit menengah ini. "Kami juga terus kembangkan early warning system untuk kredit-kredit menengah ini supaya bisa terus dijaga dan ditekan," jelas Sofyan.
Kredit menengah BRI, kata Sofyan, banyak diserap oleh nasabah individu yang termasuk pemula dalam mengembangkan usahanya. "Selangkah lagi mereka menjadi besar dan bisa akses ke kredit korporasi," ujarnya.
Meski NPL membengkak, Sofyan menegaskan BRI sudah menyiapkan pencadangan cukup besar sehingga tidak ada yang terlalu mengkhawatirkan. "PPAP kami sudah 140%," katanya. Maka itu, NPL nett BRI tercatat hanya 1,18% naik tipis dari sebelumnya 1,16%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News