Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Tendi Mahadi
Jahja menambahkan mitigasi resiko memang jadi kunci perseroan untuk menjaga kualitas kreditnya. BCA tak sembarang memberikan kredit kepada korporasi. Jika memang dari penilaian perseroan sebuah korporasi dinilai tak baik bisnisnya, maka perseroan juga tak akan memberikan kredit.
Meski demikian, BCA sejatinya sempat ikut terseret kasus fraud yang dilakukan oleh PT Sunprima Nusantara Pembiayaan alias SNP Finance. Perseroan tercatat menyalurkan kredit senilai Rp 210 miliar, kreditur kedua terbesar setelah PT Bank Mendiri Tbk (BMRI, anggota indeks Kompas100) yang punya eksposur hingga Rp 1,4 triliun.
Sementara itu Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma menilai saat ini sejatinya mitigasi resiko yang dilakukan perbankan sudah cukup baik. Pun ia menilai perlambatan pertumbuhan kredit yang belakangan terjadi bukan disebabkan oleh langkah bank yang mengerem kredit.
Baca Juga: Gelar RUPSLB, Bank Danamon rombak susunan pengurus
Sebagai catatan, Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit pada bulan Agustus 2019 mencapai Rp 5.880,7 triliun dengan tumbuh 8,4% secara year on year (yoy). Capaian tersebut melambat dibandingkan Juli 2019 yang tumbuh 9,6%. Bahkan pertumbuhan kredit pada Agustus jadi yang paling rendah sepanjang 2019.
“NPL industri perbankan di kisaran 2,5% masih cukup bagus. Soal pertumbuhan kredit sendiri masalahnya terjadi akibat LDR (loan to deposit ratio) yang makin ketat di level 95%, dan menurunnya permintaan kredit dari pelaku ekonominya sendiri,” katanya kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News