Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam menjaga kondisi likuiditas, perbankan tetap mempertimbangkan penerbitan obligasi untuk menjadi sumber pendanaan alternatif di tahun depan. Di mana, bank bakal memperhitungkan juga seberapa murah biaya yang diperlukan untuk menerbitkan obligasi.
Sebagai informasi, tren penerbitan obligasi oleh perbankan sudah terbilang ramai sepanjang 2025 berjalan. Data PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat sepanjang Januari hingga September 2025, perbankan juga telah menerbitkan surat utang senilai Rp 31,9 triliun dari 11 bank.
Sementara itu, Pefindo juga telah menerima mandat setidaknya ada lima bank yang berencana menerbitkan surat utang per 30 September 2025. Dengan nilainya yang mencapai Rp 11,7 triliun, mandat dari perbankan setara dengan sektor multifinance dan menjadi yang terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya.
Adapun, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) menjadi salah satu bank yang disebut-sebut akan segera menerbitkan obligasi. Pasalnya, bank ini juga telah melakukan audit laporan keuangan per Juni 2025 karena hendak melakukan aksi korporasi tersebut.
Hanya saja, hingga menjelang tahun 2025 berakhir, belum ada tanda-tanda bank akan segera menerbitkan surat utang. Ketika dikonfimasi, Sekretaris Perusahaan BTN Ramon Armando bilang masih ada potensi rencana penerbitan obligasi dalam beberapa waktu ke depan, dengan beberapa struktur tenor. Di mana, itu juga mengikuti ketentuan dan perizinan regulator.
Baca Juga: BNI Optimalkan Transaksi Digital Guna Memperkuat Struktur Pendanaan
Berdasarkan hasil pemantauan internal, Ramon melihat minat investor terhadap instrumen perbankan masih cukup baik. Terlebih, ia berpandangan investor saat ini mencari instrumen dengan imbal hasil yang kompetitif dan margin yang memadai.
“Oleh karena itu, momentum pasar saat ini masih dinilai relevan untuk pelaksanaan penerbitan, dengan tetap memperhatikan dinamika kondisi market,” ujar Ramon.
Sementara itu, Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan bilang selalu ada potensi bagi CIMB Niaga untuk melakukan penerbitan surat utang. Mengingat, CIMB Niaga juga bakal punya surat utang yang akan jatuh tempo pada akhir tahun ini senilai Rp 75 miliar.
Meski demikian, Lani mengungkapkan itu tentu akan mempertimbangkan beberapa hal. Dalam hal ini, ia bilang melihat posisi likuiditas dan juga potensi CIMB Niaga dalam memaksimalkan kinerja keuangannya.
“Sekarang masih kita hitung, apabila dana likuiditas di market bisa lebih longgar dan murah, kami prefer itu,” ujar Lani.
Sebelumnya, Kepala Divisi Riset Pefindo, Suhindarto mengungkapkan jika melihat dari mandat tersebut, bisa dibilang bahwa minat perbankan cukup tinggi. Oleh karenanya, ia memproyeksikan di tahun depan, tren ini bakal terus berlanjut. Setidaknya, sektor perbankan bakal tetap menempati lima besar sektor yang menerbitkan surat utang pada 2026 ini.
Baca Juga: Manfaatkan Penurunan BI Rate, BNI Pacu Pendanaan dan Digitalisasi
“Ini masih relatif cukup tinggi ya, apa namanya minat penerbitan dari sisi perbankan itu sendiri,” ujar Darto, Kamis (16/10/2025).
Adapun, salah satu pendorongnya adalah utang jatuh tempo yang dimiliki oleh perbankan untuk tahun depan. Berdasarkan data Pefindo per 30 September 2025, total surat utang jatuh tempo milik perbankan mencapai Rp 17,58 triliun.
“Jadi ada peluang untuk nilainya bertambah lagi gitu ya, dari nilai Rp 17,58 triliun itu sendiri, itu share-nya mencapai sekitar 12% dari total utang jatuh tempo tahun depan,” jelasnya.
Meski demikian, ia menilai ada beberapa hal yang bisa membuat perbankan mengerem penerbitan surat utang pada tahun depan. Salah satunya adalah kondisi likuiditas yang mulai longgar.
Baca Juga: Perkuat Struktur Pendanaan Jangka Panjang, BRI Fokus Himpun Dana Murah
Dalam hal ini, ia menyoroti dana saldo anggaran lebih dari APBN yang dipindahkan pemerintah ke perbankan membuat likuiditas lembaga keuangan relatif mengalami pelonggaran. Di mana akhirnya membuat loan to deposit ratio bank kemarin sempat menurun.
“Bisa jadi kebutuhan untuk penggalangan dana di pasar surat utangnya mengalami tekanan dari industri keuangan itu sendiri,” tandasnya.
Baca Juga: Pendanaan Korporasi Bergeser ke Obligasi
Selanjutnya: Bansos BLT Rp 30 T Segera Cair, Ini Pesan Mensos, Cek Penerima Di Link Berikut
Menarik Dibaca: Trans Segara City Beroperasi, Mobilitas dari Bekasi ke Stasiun Senen Lebih Praktis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News