Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank OCBC NISP Tbk telah menyetujui rencana pengambilalihan saham PT Bank Commonwealth. Oleh karenanya, manajemen OCBC NISP pun bakal merampungkan segala proses akuisisi hingga penggabungan pada tahun ini.
Secara rinci, Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja mengatakan, proses akuisisi akan selesai di kuartal II/2024. Dilanjutkan proses penggabungan atau merger yang ditargetkan selesai pada semester II/2024.
”Akuisisi ini kan nantinya dilanjutkan penggabungan di separuh kedua tahun ini dan sinergi bakal terlihat setelah penggabungan tersebut,” ujar Parwati dalam konferensi pers, Senin (18/3).
Saat ini, kata Parwati, OCBC NISP masih berfokus pada proses akuisisi, yang masih tahap awal. Artinya, belum ada rencana bisnis bank yang detail setelah penggabungan itu terjadi.
Ia hanya bilang penggabungan ini tidak hanya upaya jangka pendek melainkan upaya jangka panjang dari bank.
Baca Juga: Tok! OCBC NISP Bakal Bagikan Dividen Senilai Rp 1,65 Triliun
Seperti diberitakan sebelumnya, OCBC NISP menyasar segmen ritel dan UMKM dengan salah satu strateginya mengakuisisi bank asal Australia tersebut.
”Kami berharap sinergi di bidang ritel dan UKM bisa kami cermati ke depannya, serta sinergi dari berbagai kapabilitas yang bisa dilakukan dua institusi ini,” ujar Parwati.
Rencana akuisisi dan merger OCBC dan Bank Commonwealth ini memang telah diumukan pada November tahun lalu. OCBC NISP akan mengakuisisi 99% saham milik Commonwealth Bank of Australia (CBA) dan mengambil 1% saham milik pemegang saham minoritas.
Jika menilik laporan tahunannya di 2023, bank yang sebagian sahamnya dimiliki oleh investor kawakan, Lo Kheng Hong ini mencatat kredit konsumer ritel bank sebesar Rp 25,3 triliun. Angka tersebut naik 17,9% secara tahunan (Year-on-Year).
Adapun, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) OCBC tercatat memberikan kontribusi besar yaitu sekitar 84% dari total kredit konsumer. Sisanya, berasal dari kredit pembelian mobil dan kredit tanpa agunan.
Sementara itu, dari sisi UMKM, Parwati bilang pihaknya tak hanya mengembangkan dengan memberikan fasilitas kredit saja. Namun, ia juga menilai UMKM ini perlu dikembangkan melalui kegiatan edukasi dan komunitas pengusaha untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan.
Secara total, kredit yang diberikan OCBC sepanjang 2023 senilai Rp 154,1 triliun. Kontributor terbesar masih berasal dari kredit investasi yang memiliki portofolio sekitar 44%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News