Reporter: Nina Dwiantika | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Perekonomian yang masih belum pulih benar membuat para bankir cukup realistis menargetkan laba usaha di tahun ini. Perbankan putar otak untuk bisa memaksimalkan keuntungan di tengah bisnis yang sedang melambat.
Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP TBK mengatakan, pertumbuhan laba masih cukup baik karena ada cara lain selain meraih laba dari pendapatan bunga. Misalnya, OCBC NISP menjaga kualitas aset, meningkatkan pendapatan berbasis komisi atau fee based income, menjaga rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM), dan mengendalikan biaya overhead. “Harapannya laba tumbuh sesuai rencana yaitu 10%-15%,” katanya, kemarin (4/10).
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tercatat, OCBC NISP membukukan laba bersih sebesar Rp 1,07 triliun per Juli 2016 atau naik 23,99% dibandingkan posisi Rp 867,12 miliar per Juli 2015. Adapun, pendapatan bunga bersih senilai Rp 3,09 triliun dan pendapatan bunga sebesar Rp 5,88 triliun.
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) oleh OJK tercatat laba bersih tumbuh 8,47% menjadi Rp 64,85 triliun per Juli 2016 dibandingkan posisi Rp 59,06 triliun per Juli 2015. OJK melaporkan, laba bersih tersebut berasal dari pendapatan bunga bersih senilai Rp 194,89 triliun per Juli 2016. Rinciannya, pendapatan bunga senilai Rp 394,702 triliun, sedangkan beban bunga hanya senilai Rp 199,80 triliun.
Rincian laba tersebut terdiri dari laba senilai Rp 773 miliar untuk bank BUKU 1, laba sebesar Rp 7,16 triliun untuk bank BUKU 2, laba sebesar Rp 17,53 triliun untuk bank BUKU 3, dan laba senilai Rp 38,84 triliun untuk bank BUKU 4.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News