Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk memperkirakan pertumbuhan kredit akan sulit menyentuh double digit hingga akhir tahun ini. Bank yang terafiliasi dengan grup OCBC Singapura ini meyakini, meski likuditas cenderung menunjukan perbaikan dengan adanya program pengampunan pajak (tax amnesty), pertumbuhan baru akan terasa pada tahun 2017.
“Dampak dari tax amnesty baru terasa jangka menengah dan panjang, di kuartal empat belum akan signifikan,” ujar Presiden Direktur OCBC NISP, Parwati Surjaudaja di Jakarta, Senin (26/7).
Parwati menilai, kondisi ekonomi Indonesia masih terkena imbas perlambatan ekonomi global. Oleh karena itu, OCBC NISP akan mengalami pertumbuhan kredit di bawah 10% hingga akhir 2016. “Kita lihat faktor seperti harga minyak, komoditas dan kondisi ekonomi China yang masih belum ada berita positif,” paparnya.
Terkait amnesti pajak, Parwati optimistis kebijakan pemerintah ini dapat membantu mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) OBCB NISP. Adapun, dana mahal atau deposito di OCBC diperkirakan bisa tumbuh hingga 15% pada akhir tahun ini.
Hingga akhir Agustus 2016, OCBC mencatatkan pertumbuhan kredit sekitar 11% year on year (yoy). Sementara deposito tumbuh 10% yoy. Adapun posisi loan to deposit ratio (LDR) per Agustus 2016 berada di level 89%.
"Tahun depan bisa lebih baik lagi. Bukan hanya penerimaan pajak yang lebih tinggi, lebih ke perputaran dunia usaha yang lebih positif. Pertumbuhan kredit tahun depan kita perkirakan konservatif dulu di level 15%," proyeksi Parwati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News