Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. PT Bank OCBC NISP Tbk menilai ruang gerak bunga kredit untuk bergerak bakal semakin terbatas. Ini menyusul bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) telah menaikkan suku bunga acuannya (Fed Fund Rate/FFR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 1%-1,25%.
Presiden Direktur OCBC NISP, Parwati Surjaudaja menyebut, baik Bank Indonesia (BI) maupun industri telah mengantispasi hal tersebut. "Dugaan kami, bunga (BI 7 Days Repo Rate/7DRR) akan tetap," katanya saat dihubungi KONTAN, Kamis (15/6). Selain itu, sampai saat ini pihaknya juga belum pernah menaikkan suku bunga melainkan menurunkan suku bunga kredit.
OCBC NISP mencatat sampai dengan awal bulan Juni 2017, pihaknya telah menurunkan suku bunga kredit sebanyak 100 basis points (bps) hingga 200 bps. Jumlah tersebut jika dibandingkan secara tahunan atau year on year jauh lebih besar dibandingkan bunga dana yang ada di kisaran 90 bps.
"Jadi penurunan bunga kredit sudah cukup signifikan, sehingga mungkin tidak akan turun banyak lagi ke depan, tetapi juga tidak naik lagi," jelasnya.
Sebagai tambahan informasi saja, merujuk data uang beredar yang dirilis oleh BI pada bulan April 2017, suku bunga kredit relatif stabil sementara suku bunga simpanan masih pada tren menurun. Pada April 2017, rata-rata suku bunga kredit tercatat sebesar 11,92%, relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 11,90%.
Sementara itu, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, dan 6 bulan masing-masing tercatat sebesar 6,37%, 6,64%, dan 7,02%, turun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,44%, 6,69%, dan 7,03%. Selain itu suku bunga simpanan bertenor 12 bulan stabil pada 7,10%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News