Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus mendorong implementasi keuangan berkelanjutan atau environmental, social dan corporate governance (ESG).
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso menyatakan saat ini sudah terbentuk inisiatif keuangan berkelanjutan Indonesia yang terdiri dari 13 bank dan PT SMI bergabung untuk mendukung implementasi tersebut.
“Penyaluran kredit dan pembiayaan kepada sektor ekonomi berorientasikan hijau sudah Rp 809,75 triliun. Diharapkan akan terus berkembang setelah adanya ekonomi hijau yang sudah menjadi prioritas pada Roadmap keuangan berkelanjutan OJK tahap kedua,” ujar Wimboh secara virtual pada Selasa (27/7).
Sejauh ini, sudah ada penerbitan green bond atau surat utang berbasiskan ESG di pasar modal Indonesia. Terdiri dari PT Sarana Multi Infrastruktur Indonesia (SMI) senilai Rp 500 miliar dengan target issued green bond hingga Rp 3 triliun.
Baca Juga: Begini upaya OJK mengembangkan KUR pertanian
“Terdapat penerbitan global sustainability dalam bentuk green bond juga sebesar US$ 1,92 miliar ekuivalen Rp 27,4 triliun di Singapore Exchange oleh Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, dan Barito Pacific Indonesia,” papar Wimboh.
Selain itu OCBC NISP juga telah menerbitkan green bond dan gender bond dengan nilai Rp 60 triliun. Penerbitan surat utang ini dilakukan dengan mekanisme private placement dengan International Finance Corporation (IFC).
Wimboh menyampaikan, indeks saham Sri-Kehati yang terdiri dari 15 emiten di pasar modal Indonesia telah digunakan oleh 11 manajemen investasi untuk menerbitkan reksadana ESG. Adapun total dana kelolaan atau asset under management (AUM) indeks ini mencapai Rp 2,5 triliun.
Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) telah meluncurkan ESG Leaders Index untuk mewadahi permintaan yang tinggi atas reksadana ESG dan Exchange Trade Fund.
Baca Juga: Klarifikasi Jusuf Hamka soal kritikannya terhadap bank syariah
Pada sektor industri keuangan non-bank, OJK tengah mempersiapkan skema asuransi hijau untuk mengakomodasi asuransi terhadap proyek-proyek hijau.
“Setelah implementasi roadmap keuangan berkelanjutan tahap satu yang fokus pada peningkatan pemahaman, keterbukaan dan komitmen industri keuangan, selanjutnya OJK telah meluncurkan roadmap kedua yang fokus pada prioritas dan penyelesaian taksonomi hijau sebagai pedoman,” jelas Wimboh.
Sebelumnya, Bank Mandiri telah meraih dana segar senilai US$ 300 juta melalui penerbitan perdana sustainability bonds. Dana tersebut untuk mendukung pembiayaan baru maupun pembiayaan kembali (refinancing) proyek berwawasan lingkungan dan sosial.
Baca Juga: Keluhannya soal layanan bank syariah viral, begini klarifikasi Jusuf Hamka
Sustainability bond Bank Mandiri memiliki tenor lima tahun dengan kupon senilai 2%.
Penerbitan surat utang itu merupakan bagian dari implementasi Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) dan upaya Bank Mandiri memenuhi standar sustainability bond guidelines dari International Capital Market Association (ICMA).
"Salah satu inisiatif dalam pilar sustainable banking adalah pembiayaan ke sektor-sektor berkelanjutan, seperti energi baru dan terbarukan serta pembiayaan ke proyek sosial terutama untuk segmen UMKM dan mikro," kata Direktur Tresuri dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan.
Selanjutnya: Ada keluhan nasabah pengusaha terkait layanan bank syariah, begini respon Asbisindo
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News