kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.839   -99,00   -0,63%
  • IDX 7.494   2,48   0,03%
  • KOMPAS100 1.160   1,22   0,10%
  • LQ45 919   -0,74   -0,08%
  • ISSI 227   0,98   0,43%
  • IDX30 473   -1,54   -0,33%
  • IDXHIDIV20 570   -2,10   -0,37%
  • IDX80 133   0,15   0,12%
  • IDXV30 141   0,01   0,01%
  • IDXQ30 158   -0,39   -0,25%

OJK harus tegas pada produk hibrid jasa keuangan


Rabu, 18 April 2012 / 09:56 WIB
OJK harus tegas pada produk hibrid jasa keuangan
ILUSTRASI. Seorang tentara Ukraina terlihat berada di posisi pertempuran di garis pemisah dari pemberontak pro-Rusia di wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (10/4/2021).REUTERS/Oleksandr Klymenko.


Reporter: Astri Kharina Bangun |

JAKARTA. Bank Indonesia (BI) berharap keterbatasan scope pemeriksaan/pengawasan yang menyangkut produk-produk keuangan hibrid (gabungan) bisa dijawab melalui pengawasan yang dilakukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Produk hibrid yang dimaksud misalnya, produk asuransi ataupun reksadana yang dijual melalui perbankan.

"Kami (BI) dinilai internasional kurang bagus dalam pengawasan secara konsolidasi. Kami tidak bisa melihat risiko secara keseluruhan karena ada kegiatan yang diregulasi pihak lain," ujar Endang Kusulanjari Tri Subari, Direktur Pengawasan BI sekaligus Ketua Tim Transisi OJK dalam Seminar Implementasi Sistem Pengawasan Lembaga Keuangan Pasca Disahkannya UU OJK, Rabu (18/4).

Kurang terkonsolidasinya pengawasan menurut Endang membuat profil risiko bank pun hanya tecermin sepotong. Oleh karena itu, OJK diharapkan dapat mengatasinya dan melahirkan sinkronisasi ketentuan.

"Mudah-mudahan dengan menyatu di OJK, antara pengawasan bank dan lembaga keuangan non-bank bisa lebih erat bergandengan tangannya. Tidak mudah dimain-mainkan industri," papar Endang.

Selain itu, OJK juga nantinya perlu menggodok pengaturan menyangkut konglomerasi dalam lembaga keuangan. Ini masih menyangkut keterkaitan antara bisnis bank dan non-bank. Sebagaimana diketahui, tak sedikit bank yang juga memiliki anak usaha yang bergerak di sektor asuransi maupun pasar modal.

"Sekarang kita belum menganut pengawasan konglomerasi. Di dalam kepemilikan, di dalam produk," ujar Endang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×