kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Tiga penghambat penurunan bunga kredit


Rabu, 16 November 2016 / 17:41 WIB
Tiga penghambat penurunan bunga kredit


Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Rizki Caturini

JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada tiga faktor penghambat suku bunga kredit bisa mengalami penurunan pada akhir kuartal 2016. Terutama disebabkan karena kondisi likuiditas yang berpotensi mengering

Potensi pengetatan likuiditas ini menyebabkan bank masih berpikir dua kali untuk menurunkan suku bunga deposito. “Suku bunga walaupun masih berpotensi turun namun agak sedikit melambat dibandingkan kuartal sebelumnya,” ujar Nelson kepada KONTAN, Rabu (16/11).

Tiga faktor penghambat penurunan suku bunga kredit pertama adalah adanya rasanya kekhawatiran dari bankir terkait dengan adanya efek lanjut dari pemilihan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat.

Kondisi tersebut ditakutkan bisa menyebabkan dana asing hengkang seperti terjadi di negara berkembang lain. Oleh karena itu bank masih perlu menjaga kondisi likuiditas. Dengan adanya faktor tersebut, bisa jadi penurunan suku bunga deposito bisa tertahan sementara.

Faktor kedua adalah dari potensi kenaikan suku bunga The Fed yang kemungkinan terjadi di Desember 2016. Sedangkan faktor ketiga adalah pada akhir tahun biasanya masyarakat mempunyai kecenderungan menarik tabungan dibanding menambah tabungan. Hal ini diproyeksi bisa memperketat likuiditas.

“Di akhir tahun orang butuh untuk membayar utang, bayar pajak, dan kebutuhan sehari hari seperti natal dan tahun baru,” ujar Nelson.

Namun Nelson optimistis beberapa sektor kredit sudah mengalami penurunan suku bunga kredit. Namun Nelson mengakui ada beberapa sektor kredit seperti mikro yang masih sulit turun karena cost of credit di sektor mikro masih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×