Reporter: Nina Dwiantika, Dea Chadiza Syafina | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Regulator perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI) mengimbau perbankan terus memupuk likuiditas khususnya valuta asing (valas) untuk kebutuhan masa depan. Pasalnya, kondisi makro ekonomi belum stabil membuat likuiditas valas di dalam negeri perlahan-lahan akan mengering.
Muliaman D. Hadad, Ketua Dewan Komisioner OJK mengatakan, kecukupan likuiditas baik valas bank merupakan perhatian OJK. "Sejauh ini likuiditas valas masih cukup," kata Muliaman, kemarin. Adapun rata-rata perbankan mematok rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) valas dikisaran 80%.
Panji Irawan, Group Head Tresury Group Bank Mandiri, mengaku, LDR valas dilevel 85% atau turun dari posisi tahun lalu dikisaran 90%. Penurunan tersebut karena likuiditas valas terjaga dengan komposisi dana sebesar US$ 2 miliar per Maret 2014.
Bank Mandiri tidak akan gencar mengejar likuiditas valas karena dana masih terjaga dan kompetisi ketat. "Sejauh ini likuiditas masih bagus dan mencukupi untuk ke depan," kata Panji.
Royke Tumilaar, Managing Director Tresury, Financial Institution and Special Asset Management Bank Mandiri, menambahkan, sebaliknya Bank Mandiri akan konsentrasi mencari likuiditas rupiah dibandingkan valas. Pasalnya, pasokan valas cukup untuk menghidupi kredit valas sebesar 10% pada tahun 2014. Rencananya, Bank Mandiri akan memupuk pasokan rupiah dengan menerbitkan medium term notes senilai Rp 5 triliun - Rp 8 triliun setelah pemilu di semeter kedua nanti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News