kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.144   56,00   0,35%
  • IDX 7.073   89,18   1,28%
  • KOMPAS100 1.057   16,45   1,58%
  • LQ45 831   13,55   1,66%
  • ISSI 215   2,30   1,08%
  • IDX30 423   7,01   1,68%
  • IDXHIDIV20 510   7,78   1,55%
  • IDX80 120   1,85   1,56%
  • IDXV30 125   0,65   0,52%
  • IDXQ30 141   2,02   1,46%

OJK Mencatat Simpanan Perbankan pada 2021 Meningkat 12,21%


Kamis, 27 Januari 2022 / 13:25 WIB
OJK Mencatat Simpanan Perbankan pada 2021 Meningkat 12,21%
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso. OJK Mencatat Simpanan Perbankan pada 2021 Meningkat 12,21%.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Jumlah simpanan nasabah perbankan meningkat pesat selama pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari peningkatan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) di industri perbankan pada 2021. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan, DPK perbankan mencapai Rp 7.480 triliun pada Desember 2021. Nilai itu meningkat hingga 12,21% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang mencapai Rp 6.665 triliun.

Ketua Dewan Komisioner OJK, Wimboh Santoso, mengatakan, pertumbuhan itu sejalan dengan peningkatan kredit sebesar 5,24% year on year (yoy) selama 2021. Setelah tahun sebelumnya, sempat terkontraksi -2,41% yoy.

"Risiko kredit juga terkendali terlihat dari rasio non performing loan (NPL) pada level 3% dan cenderung turun dari tahun lalu sebesar 3,06%," kata Wimboh, dalam acara Media Group Network Summit 2022, Kamis (27/1).

Baca Juga: BRI Optimistis Usaha UMKM Terdongkrak Melalui Holding Ultra Mikro

Di masa pandemi, kredit terdampak Covid-19 yang direstrukturisasi juga terus melandai sejalan dengan perbaikan ekonomi nasional. Per Desember 2021, kredit restrukturisasi Covid-19 turun menjadi Rp 663,49 triliun terhadap 4 juta debitur.

"Dari jumlah tersebut, telah dibentuk pencadangan sebesar 16% atau senilai Rp 106,2 triliun," terang Wimboh. 

Wimboh memperkirakan capaian positif di sektor jasa keuangan tersebut membawa optimisme bahwa outlook sektor jasa keuangan di tahun ini akan jauh lebih baik yang menjadi modalitas dalam mendukung percepatan pemulihan ekonomi. 

Baca Juga: Sepanjang 2021, Bank BNI Salurkan Pembiayaan Hijau Sebesar Rp 172,4 Triliun

Hal ini juga sejalan dengan membaiknya proyeksi perekonomian di tahun 2022 yang didukung program vaksinasi nasional yang terus meningkat. OJK berkomitmen untuk menjaga momentum perbaikan ekonomi nasional, terutama percepatan pemulihan kredit.

"Melalui dalam skema restrukturisasi kredit atau pembiayaan terdampak Covid-19 yang telah kami perpanjang masa berlakunya sampai dengan Maret 2023," lanjutnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×