Reporter: Aulia Ivanka Rahmana | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis kinerja industri modal ventura dapat tumbuh positif meskipun terbatas pada 2026.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) OJK Agusman mengatakan optimisme itu berlandaskan peluang modal ventura untuk mendanai start-up yang sudah profitable.
"Selain itu, ekspansi ke sektor hilirisasi dan peningkatan investasi syariah," ungkapnya dalam lembar jawaban tertulis RDK OJK, Rabu (17/12/2025).
Agusman menyampaikan industri modal ventura juga perlu mewaspadai tekanan akibat tech winter, dinamika perekonomian, dan keterbatasan sumber pendanaan pada tahun depan.
Baca Juga: Ini Beberapa Faktor yang Pengaruhi Minat Modal Ventura Mendanai Fintech
Terkait kinerja, OJK mencatat nilai pembiayaan modal ventura tercatat sebesar Rp 16,3 triliun per Oktober 2025. Nilai pembiayaan per Oktober 2025 terkontraksi sebesar 0,12% year on year (YoY).
Jika ditelaah berdasarkan data, kondisi pembiayaan per Oktober 2025 terpantau berbeda dibandingkan posisi per September 2025. Adapun pembiayaan modal ventura pada bulan sebelumnya mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,21% YoY, dengan nilai mencapai Rp 16,29 triliun.
Lebih lanjut, Agusman menyatakan nilai aset industri modal ventura per Oktober 2025 sebesar Rp 26,88 triliun. Nilai itu meningkat 3,19% jika dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 26,05 triliun.
Sementara itu, Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) sempat menyatakan bahwa iklim bisnis industri modal ventura sudah berubah arah.
Salah satunya dipicu fenomena tech winter yang merupakan tantangan akibat tekanan ekonomi global sehingga menyebabkan pelemahan di sektor teknologi (tech) dan penurunan valuasi start-up.
Baca Juga: Perkuat Industri, OJK Terbitkan Dua POJK Baru di Bidang Pembiayaan dan Modal Ventura
Ketua Umum Amvesindo Eddi Danusaputro menjelaskan sudah ada sebagian modal ventura yang bergeser arah bisnisnya dengan mendanai start-up yang lebih menunjukkan pertumbuhan atau keberlanjutan.
Dia bilang modal ventura mulai lebih fokus ke growth stage daripada early stage. Sebab, early stage lebih riskan, sedangkan growth stage sudah profit atau ada jalan untuk menuju profitabilitas. Namun, dia bilang sebagian modal ventura juga masih ada yang melirik start-up yang baru membangun bisnisnya.
"Betul, ada yang bergeser ke tahap lebih growth, tetapi tidak semua. Masih cukup banyak yang bermain di seed (start-up tahap awal)," ungkapnya kepada Kontan.
Di tengah masih adanya potensi tekanan tech winter, Eddi optimistis bisnis modal ventura masih memiliki peluang yang cerah pada tahun depan.
Selanjutnya: Anak Usaha Petrosea (PTRO) Kantongi Kontrak EPC & IFM US$ 29,07 Juta di Singapura
Menarik Dibaca: Rekomendasi HP Harga Rp 1 Jutaan Bawa RAM 8GB yang Luas, Intip Informasinya di Sini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













