kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

OJK Optimistis Stabilitas Sektor Jasa Keuangan akan Terjaga hingga Akhir Tahun


Kamis, 03 November 2022 / 18:50 WIB
OJK Optimistis Stabilitas Sektor Jasa Keuangan akan Terjaga hingga Akhir Tahun
ILUSTRASI. OJK mengatakan stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah ketidakpastian. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/wsj.


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah ketidakpastian hingga September 2022. Kondisi tersebut diperkirakan masih akan tetap terjaga sampai dengan akhir tahun.

Ketua OJK Mahendra Siregar mengatakan stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah ketidakpastian. Tak hanya itu, kinerja lembaga jasa keuangan (LJK) juga konsisten tumbuh seiring dengan masih tumbuhnya perekonomian nasional. 

Kinerja intermediasi jasa keuangan konsisten tumbuh seiring dengan kinerja perekonomian nasional.

Baca Juga: OJK akan Paksa Bank untuk Merger Jika Tak Berhasil Penuhi Ketentuan Modal Inti

"Dilihat dari kinerja sektor jasa keuangan dan fungsi intermediasi yang dilakukan perbankan maupun perusahaan pembiayaan, serta perkembanga pasar modal maka terlihat terjadi percepatan pertumbuhan pasca pandemi. Artinya kita tetap melihat pertumbuhan sisa tahun ini bisa terjaga sehat dan capaiannya tidak akan jauh dari perkiraan yg sudah ditetapkan," kata Mahendra dalam konferensi pers OJK, Kamis (3/11).

Per September 2022, kredit perbankan berhasil tumbuh 11%. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh segmen kredit modal kerja (KMK) yang tumbuh 12,26% dan kredit korporasi yang tumbuh 12,97%.  Selain itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 6,77% secara tahunan didorong giro dan tabungan yang tumbuh masing-masing sebesar 13,52% dan 10,05%.

Penyaluran pembiayaan juga tumbuh 10,68% secara tahunan per September 2022 didukung pembiayaan terutama modal kerja dan investasi yang tumbuh masing-masing sebesar 27,1% secara tahunan dan 21,7% secara tahunan. 

Industri perasuransian berhasil meningkatkan penghimpunan premi hingga Rp 23,7 triliun pada September 2022 dengan premi Asuransi Jiwa Rp 14,6 triliun dan Asuransi Umum Rp 9,1 triliun. Penghimpunan dana di pasar modal hingga 25 Oktober 2022 mencapai Rp 190,9 triliun dengan tambahan 48 emiten baru.

Risiko kredit melanjutkan penurunan, baik pada industri perbankan maupun pembiayaan didukung likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat. NPL gross perbankan per September 2022 terpantau turun menjadi sebesar 2,78%, sementara rasio NPF perusahaan pembiayaan turun ke level 2,58%. 

Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) di level 121,62% dan Alat Likuid/DPK di level 27,35% pada September 2022. Ketahanan permodalan industri jasa keuangan menunjukkan peningkatan dengan Rasio KPMM mencapai 25,12%, sejalan dengan kuatnya permodalan industri asuransi jiwa dan asuransi umum dengan Risk-Based Capital (RBC) masing-masing di level 467,25% dan 312,79%. Demikian halnya dengan gearing ratio perusahaan pembiayaan yang sebesar 2,00 kali.

Baca Juga: Jaga Fungsi Intermediasi, OJK Bakal Rilis Kebijakan Bersifat Targeted dan Sectoral

Sementara memasuki tahun 2023, Mahendra menghimbau agar pelaku industri sketor jasa keuangan mengantisipasi kemungkinan pemburukan ekonomi global yang nampaknya tingkat probabilitasnya semakin tinggi.

"Oleh karena itu, sambil menjaga dan tetap pertahankan momentum pertumbuhan sejak pandemi, OJK melihat langkah antisipatif yang harus dilakukan secara proaktif sehingga resiko itu dapat diantisipasi atau diminimalisir dampaknya kinerja sehingga mengurangi dampak ke stabilitas sistem keuangan itu sendiri," kata Mahendra.

Kendati tantangan tahun depan besar, OJK melihat pertumbuhan kredit masih akan berlanjut. Mahendra mengatatakan, OJK memperkirakan pertumbuhan kredit tahun 2023 seharusbua bisa sedikit di atas 1,5 kali dari pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×