kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

OJK: Per Juli 2021, penyaluran kredit masih ditopang bank BUMN dan BPD


Senin, 30 Agustus 2021 / 14:56 WIB
OJK: Per Juli 2021, penyaluran kredit masih ditopang bank BUMN dan BPD
ILUSTRASI. OJK mencatat penyaluran kredit hanya tumbuh 0,5% ada Juli 2021. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencermati pertumbuhan kredit perbankan mengalami perlambatan. Bila pada Juni 2021, kredit perbankan tumbuh 0,59% year on year (yoy) menjadi Rp 5.582 triliun, di Juli 2020 hanya naik 0,5% yoy menjadi Rp 5.563,7 triliun. 

“Kita tahu ini karena mobilitas yang terkendala karena PPKM kemarin menimbulkan breakdown pertumbuhan kredit. Kalau dilihat, kelompok bank yang memberikan kredit adalah BUMN dan BPD. Sedangkan kelompok bank asing menurun, ini akan terus kami monitor,” ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso secara virtual, Senin (30/8). 

Hingga Juli 2021, kredit bank dari kelompok BUMN tumbuh 5,22% yoy menjadi Rp 2.535,0 triliun. Padahal bank yang masuk BUMN terdiri dari empat bank yakni Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank Negara Indonesia (BBNI), dan Bank Tabungan Negara (BBTN).

Sedangkan BPD berhasil membukukan pertumbuhan kredit hingga 6,04% yoy menjadi Rp 498,6 triliun per Juli 2021. Sedangkan penyaluran kredit bank umum swasta turun 2,62% yoy menjadi Rp 2.358,4 triliun dalam tujuh bulan pertama 2021. Adapun kelompok kantor cabang bank asing mengalami penurunan kredit 26,92% yoy menjadi Rp 171,7 triliun.

Baca Juga: Kejar kredit tumbuh 6%-7% di 2021, Bank Mandiri lakukan tiga penajaman strategis

OJK mencemati perbankan telah menyalurkan kredit sebesar Rp 1.439 triliun hingga Juli 2021. Namun dalam periode yang sama terdapat pelunasan dan pembayaran angsuran kredit termasuk dari beberapa debitur besar yang mencapai Rp 1.332 triliun. 

“Ke depan ruang pertumbuhan kredit masih terbuka sejalan dengan pertumbuhan undisbursed loan. Dengan pertumbuhan kredit UMKM dan ritel dapat menstimulasi pertumbuhan kredit korporasi  besar ke depannya,” papar Wimboh.

Ia mengakui, saat ini perbankan di Indonesia tidak mengalami kendala likuiditas maupun permodalan. Persoalan masih lesunya kredit karena permintaan pembiayaan yang masih rendah di tengah pandemi. 

“Dari 200 debitur besar yang kami lacak dari sebelum pandemi, ini kreditnya sampai saat ini masih minus Rp 75,51 triliun. Untuk 10 debitur besar, kreditnya masih minus Rp 65,66 triliun. Inilah menyebabkan pertumbuhan kredit kita secara year to date hanya tumbuh 1,5% dan year on year hanya 0,5%,” tambahnya.

Selanjutnya: Bank Digital Siapkan Belanja Modal Perkuat Infrastruktur Digital

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×