Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
3. PT Bank SBI Indonesia
Modal dengan modal inti Rp 1,44 triliun per September 2021 dimiliki oleh Bank of India. Bank ini mengantongi laba bersih Rp 31,77 miliar hingga kuartal III 2021 atau turun 12,18% secara YoY. Pendapatan bunga bersih bank ini masih meningkat 10,7% ke Rp 111 miliar. Hanya saja, terjadi penurunan pendapatan non operasional dari Rp 25,2 miliar jadi Rp 2,9 miliar sehingga laba bersihnya menipis.
Kredit Bank SBI per kuartal III 2021 tumbuh 17% menjadi Rp 2,39 triliun dari Rp 2,03 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. DPKnya meningkat 12% ke Rp 2,8 triliun.
Namun, kualitas aset bank ini mengalami penurunan dimana NPL gross per September 2021 berada di level 6,7% atau naik dari level 3,96% pada periode yang sama tahun 2020. NPL net naik ke 2,41% dari 0,88%. Rasio permodalannya masih kuat dimana CAR perseroan ada di level 46,59%
4. Bank Prima Master
Bank yang dimiliki oleh Henry Susilowidjojo melalui PT Hartamas Lestari 50% dan PT Multi Artacipta Serasi 50% ini baru memiliki modal inti Rp 236,9 miliar per September 2021. Sebelumnya, OJK menyebut bahwa bank ini sudah dalam pipeline untuk diakuisisi oleh bank besar dari asing.
Per kuartal III 2021, bank ini mencetak laba bersih Rp 31,38 miliar. Sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya perseroan mencatat rugi bersih sebesar Rp 48,7 miliar.
Kinerja positif itu sejalan dengan peningkatan pendapatan bunga bersih dari rp 43,9 miliar ke Rp 479 miliar. Perseroan juga mengalami peningkatan pendapatan lainnya dari Rp 963 juta menjadi Rp 48,06 miliar sehingga beban pendapatan operasionalnya turun tajam dari 90,6 miliar jadi 13,4 miliar.
Bank Prima Master membukukan kredit Rp 1,54 triliun per September 2021, turun tipis dari 1,59 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. DPKnya stabil di Rp 2,2 triliun.
Rasio permodalan bank ini sudah cekak dimana CAR perseroan ada di level 12,38% per September 2021. Bank Prima Master mencatat NPL gross di level 6,56% atau naik dari 5,23% pada September 2020. NPL netnya naik dari 2,35 ke 3,28%.
5. Bank Jasa Jakarta
Bank dengan modal inti Rp 1,61 triliun per September 2021 telah diakuisisi WeLab Ltd, perusahaan milik Sequoia Capital dan miliarder Li Ka-shing sebesar 24%.
WeLab menargetkan akan menjadi pengendali bank ini dan telah mengumpulkan dana sebesar US$ 240 juta atau sekitar Rop 3,46 triliun dari investor eksisting dan investor baru untuk mendanai akuisisi Bank Jasa Jakarta tersebut serta untuk mengembangkannya menjadi bank digital.
Bank ini mencatatkan kinerja positif hingga kuartal III 2021. Laba bersihnya tumbuh 37% YoY menjadi Rp 60,65 miliar. Pendapatan bunga bersihnya sebetulnya tercatat turun 4,6% YoY menjadi Rp 145,7 miliar, namun laba terkerek karena fee based income-nya naik dari 4 miliar ke Rp 8,3 miliar dan ada penurunan kerugian penurunan nilai keuangan Rp 26,8 miliar jadi Rp 274 juta.
Bank Jasa Jakarta mencatat kredit Rp 2,59 triliun per September 2021, turun 11% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan DPKnya naik 2,1% jadi Rp 4,8 triliun. Kualitas aset perseroan mengalami perbaikan dimana NPL gross turun dari 2,16% ke level 1,83% dan NPL net turun dari 0,8% ke 0,54%. Sedangkan CARnya berada di level 51,16%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News