Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memproyeksi penarikan kredit pada kuartal II 2017 membaik. Hal itu akan tercermin dari jumlah kredit yang belum ditarik (undisbursment loan) yang akan menurun.
Aslan Lubis, Analis Eksekutif Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis OJK mengatakan, jumlah kredit yang belum ditarik selama ini mayoritas disumbang dari debitur swasta.
"Berdasarkan catatan kami sampai April 2017, kredit yang belum ditarik kategori commited meningkat sebesar 9,8% secara tahunan atau year on year (yoy)," ujar Aslan, Selasa (6/6). Sedangkan untuk kredit yang belum ditarik kategori uncommited sampai April 2017 tercatat naik 8,66% yoy.
Hal ini menunjukkan secara umum sampai April 2017, ekspektasi debitur terhadap kondisi ekonomi akan membaik ke depan. Seiring dengan pertumbuhan kredit yang membaik ke depan, diproyeksi kredit yang ditarik juga akan meningkat.
Sebagai gambaran, data OJK menunjukkan, sampai April 2017, pertumbuhan kredit mencapai lebih dari 9%.
Menurut Aslan, salah satu segmen kredit yang akan banyak ditarik ke depan adalah kartu kredit. Hal ini seiring dengan penurunan suku bunga kartu kredit oleh BI pada Juli 2017.
Selain itu seiring dengan banyaknya realisasi infrastruktur pada semester II 2017, diproyeksi penarikan kredit oleh debitur swasta juga membaik.
Berdasarkan catatan KONTAN, per April 2017, debitur swasta menyumbang 83,16% dari total kredit yang belum ditarik di 10 bank besar.
Data kredit dari debitur swasta yang belum ditarik di 10 bank besar per April 2017 didapat dari laporan keuangan bulanan terbaru masing-masing bank. Jika ditotal, kredit dari debitur swasta bank besar yang belum ditarik mencapai Rp 572,4 triliun. Angka ini naik 6,12% yoy.
Menurut OJK, kredit yang belum ditarik secara umum disumbang oleh industri pengolahan, perdagangan besar dan ritel dan sektor rumah tangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News